Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Dunia Sedang Bingung

Diperbarui: 19 Oktober 2023   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika umat manusia beralih ke tatanan organisasi yang semakin kompleks, yang sebagian besar disebabkan oleh kemajuan teknis, kebutuhan untuk menetapkan aturan-aturan dasar untuk memfasilitasi keberadaan sosial kolektif yang harmonis menjadi suatu keharusan.  

Untuk tujuan ini dan seiring berjalannya waktu, lembaga dan struktur khusus diciptakan.  

Berkembangnya entitas-entitas ini pada gilirannya menimbulkan pembatasan-pembatasan tertentu terhadap masyarakat secara luas termasuk terhadap individu. Misalnya, hak-hak individu harus disesuaikan agar memberi jalan kepada nilai-nilai kebaikan bersama yang lebih tinggi.  

Sayangnya, pada tahap akhir sistem dunia ini, hak-hak individu serta kesejahteraan masyarakat seperti pekerjaan, kesehatan, dll telah diremehkan secara serius oleh tatanan global yang berkuasa.  

Pilar-pilar eksistensi sosial, baik fisik maupun institusional yang pernah membawa umat manusia menuju pembangunan kini secara agresif diabaikan sebagai pelengkap status quo yang teralienasi.  

Terpisah dari kehidupan organik nyata, kelas penguasa global terus menjalankan proyek-proyek yang tidak memiliki visi yang jelas tentang masa depan umat manusia atau planet ini secara keseluruhan.  

Masyarakat rela menjadi korban dari alam semesta yang dikejar secara membabi buta yang dikenal dengan istilah 'techno-sphere'!  

Nilai-nilai budaya kemanusiaan yang dulunya dihormati dan memperkuat kemajuan menyeluruh melalui instrumen kejujuran, ketulusan, kejujuran dan lain sebagainya semuanya telah dimiskinkan dan diimprovisasi.  

Hal ini karena nilai-nilai kemanusiaan seperti itu merupakan kutukan terhadap logika sederhana dunia teknologi.  

Semakin intens techno-sphere, semakin sedikit prokreasinya!  Tidak ada negara-negara maju yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Ini mungkin merupakan karma atas modernitas akhir yang secara membabi buta memuja teknologi!  

Sayangnya, para pemimpin yang berkuasa di seluruh dunia tampaknya tidak menyadari tantangan mendasar yang ada di bidang teknologi dan konsekuensi yang ditimbulkannya berdampak pada kemanusiaan dan alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline