Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Saat Monarki Berganti Menjadi Republik

Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini pernah terjadi di Korea. Sebelum kita membahas lebih jauh ada baiknya Anda mengetahui bahwa Jepang dulu pernah menjajah Korea. Ada banyak hal yang dilakukan Jepang di Korea ini. Mulai dari melemahkan kekuasaan Maharaja hingga membunuh para Maharani.

Jadi saat Tiongkok dikalahkan Jepang tahun 1895 maka Korea pun jatuh ke tangan Jepang. Pada saat itu Jepang melakukan yang dikenal sebagai Eulmi Incident dimana mereka menodai Maharani Min dan kemudian membunuhnya dengan cara dibakar hingga yang tersisa hanya jari manisnya saja.

Maharani Min ini adalah permaisurinya raja Gojong yang naik tahta tahun 1864. Tahun 1897, dua tahun setelah lepas dari Tiongkok raja Gojong kemudian diangkat menjadi Maharaja.

Hanya Maharaja ini kuasa politiknya dikekang terus. Apalagi Gojong ini diangkat jadi Maharaja karena legenda yang mengikutinya. Gojong ini mewarisi darah Daegun. Raja legendaris bangsa Korea. Menurut hikayat kerajaan Korea sudah ada sejak 2333 S.M.

Nah kedatangan Jepang ke Korea disamping ingin menjarah juga ingin menghapus sejarah bangsa Korea. Segala cara mereka lakukan hingga akhirnya Gojong terpaksa turun tahta.

Setelah Gojong turun maka naiklah anaknya Sujong pada tahun 1907. Maka Jepang makin mengganas lagi. Apalagi tahun 1905 Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Maka Jepang begitu super power di Manchuria. Jadi Sujong hanya simbol saja. Apalagi beliau berkuasa hanya tiga tahun. Pokoknya Jepang benar-benar ingin mencabut akar sejarah bangsa Korea.

Meskipun rajanya sudah tidak berdaulat namun paling tidak Keluarga Kerajaan masih bertahan. Sama seperti di Rusia. Saat Lenin berkuasa, keluarga Romanov masih ada sebelum akhirnya Lenin berubah pikiran.

Saat Jepang berkuasa yang menjadi yang menjadi Kepala keluarga kerajaan bukan Sujong tapi Yi Un. Jadi seandainya Sujong tidak lagi jadi raja harusnya Yi un yang jadi rajanya.

Setelah perang dunia kedua Korea akhirnya terbagi dua. Kim Il-Sung tidak mau berbagi kekuasaan dengan keluarga monarki. Begitu juga Syngman Rhee. Bahkan Syngman Rhee pun sama kejamnya dengan Jepang dalam menindas keluarga kerajaan. Beliau takut keluarga kerajaan mulai dapat panggung lagi. Padahal Syngman Rhee ini masih keturunan raja Taejong yang masih ada kaitannya dengan Yi Un.

Syngman Rhee menganggap keluarga kerajaan ini sudah jadi budak Jepang. Rhee menganggap mengapa Korea bisa menjadi sehina itu karena keluarga kerajaan tidak punya usaha apapun untuk berjuang melawan Jepang. Hingga akhirnya semua harta warisan kerajaan diambil alih oleh Syngman Rhee dan menjadikannya milik Negara sampai keluarga kerajaan jatuh miskin.

Yi Seok. Salah seorang putra mahkota kerajaan Korea mengatakan bahwa ibunya permaisuri Hong Chongsun terpaksa jualan mi untuk menyambung hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline