Anak-anak dengan mata indahnya mencoba memahami hidup dengan lebih alamiah. Namun karena keterbatasan kosakata, mereke tak sanggup mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki. Mata indah itu berbicara dalam tingkatan yang lebih dalam ketimbang kita orang tuanya yang mampu berkomunikasi dengan kata-kata.
Sebenarnya kita bisa belajar dari mereka tentang CINTA, KESEDERHANAAN, KEBENARAN, PEMBERSIHAN KEDALAM dan KEBIJAKSANAAN.
Umumnya kita belajar mempersiapkan hidup anak-anak kita, mengajarkan mereka tentang prinsip-prinsip yang kita dapat dari orang tua kita.
Banyak orang tua yang kecewa karena anaknya tidak patuh. Kita mempersiapkan hidup anak-anak kita dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman pribadi yang kita miliki. Sehingga akhirnya kita terjebak dengan mendidik anak-anak kita menggunakan parameter yang dulunya pernah membatasi dan menakutkan kita.
Niat kita untuk membangun pondasi hidup pada anak-anak kita sebenarnya sudah benar, hanya saja lebih baik kita mengajarkan anak-anak kita tentang BENAR SALAH dan lebih mendidik mereka menggunakan INTUISI dan PERSEPSI mereka sendiri ketimbang memaksakan PARAMETER yang dulu sebenarnya sangat kita tentang.
Andai kita cepat menyadari bahwa tujuan terpenting kita dalam hidup adalah untuk TUMBUH KEDALAM, mengasah PERMATA dalam diri kita, mengasah JIWA kita, maka kita bisa menghindari banyak PENDERITAAN dengan belajar bagaimana mengantisipasi semua itu.
KEKAYAAN, KEMEGAHAN dan MATERI hanyalah hiasan. Boleh kita pakai selama semua itu tidak merusak kita KEDALAM. Namun apabila semua itu mulai merusak kita KEDALAM maka solusinya adalah KESEIMBANGAN. INTROSPEKSI DIRI dan mulailah mengarahkan TUJUAN HIDUP kita untuk TUMBUH KEDALAM.
Anak adalah amanah sekaligus hadiah terindah yang Allah berikan pada kita. Sebab kita dapat belajar banyak dari kehadiran mereka di sisi kita. Lewat merekalah kita mampu mengasah PERMATA dalam diri kita sehingga lebih mengkilap.
Rutinitas kadang membuat kita lupa kewajiban kita dalam mendidik anak-anak kita. Terkadang karena rutinitas juga kita cenderung memaksakan kehendak kita pada mereka. Akibatnya anak tidak punya KEMANDIRIAN. Anak menjadi KAKU dan tidak punya INISIATIF untuk mengambil keputusan sendiri. Konsekuansinya saat dia dewasa dan menikah maka dia akan lebih banyak bergantung pada pasangannya. Harusnya kita membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang kuat dan sanggup mengambil keputusan atas permasalahan yang dia hadapi.