Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Komunikasi Utuh

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang ibu terperanjat menyaksikan bocah kecilnya berhujan-hujanan di halaman. Ia hamper saja memarahi anak itu. Tapi di depan pintu, anak itu mengulurkan setangakai bunga yang dipetiknya dari kebun dan berucap” Selamat Ulang Tahun, Ma!”Amarah sang ibu pun luruh dan berubah menjadi dekapan sayang.

Iklan obat gosok itu menggarisbawahi ssuatu yang menarik tentang komunikasi . Komunikasi utuh bisa di pilih menjadi penyampaian , penyimakan dan pemahaman pesan, yang selanjutnya diikuiti dengan tanggapan yang sesuai dengan maksud pesan semula.

Sisi-sisi ini perlu diterapkan dalam berkomunikasi, terlebih di tengah keluarga. Kalau kita hanya memperhatikan satu bagian, komunikasi yang utuh tak akan teselenggara. Sebaliknya yang muncul adalah kesalahpahaman.

Sperti ibu tadi, misalnya. Kalau ia hanya melihat penyampaian pesan si anak , ia akan marah karena mengganggap anaknya nakal. Namun setelah menyimak lebih jauh pesan itu, barulah ia mendapat perspektif yang ternyata sangat menyentuh hati. Bahwa si anak justru “berkorban” untuk dapat  mengunkapkan kasih sayangnya kepada sang ibu. Betapa sangat menyakitkannya apabila pesan indah itu disalah pahami…

Kali ini kita diingatkan untuk tidak hanya sibuk menyampaikan pesan. Kita justru didorong untuk terlebih dahulu mengembangkan kecakapan untuk menyimak, memahami dan menaggapi pesan.  Komunikasi yang utuh akan mengokohkan sendi-sendi keluarga kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline