Lihat ke Halaman Asli

Bertahanlah Demi Anak-anak

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tak jarang kita mendengar suami –isteri yang telah kehilangan keharmonisan memilih untuk bertahan”demi anak-anak”. Bukan dalih yang tanpa alasan ternyata.

The American Journal of Public Health melaporkan bahwa perceraian orang tua bisa menurunkan pengaharapan hidup anal-anak mereka. Kemungkinan terjadinya kematian dini meningkat 44 persen bagi anak-anak di bawah dua puluh satu tahun yang orang tuanya bercerai. Anak-anak yang orang tuanya bercerai kemungkinan  besar juga akan bercerai dengan pasangannya kelak bila mereka menikah.

Dalam buku Life Without Father, David Popenoe menyatakan bahwa 70 persen narapidana yang menanggung hukuman jangka panjang dibesarkan di dalam keluarga tanpa ayah. Begitu juga 60 persen pemerkosa dan 72 persen pembunuh remaja.

Segala perkara dalam keluarga, terlebih perceraian, tentu berdampak bagi kesejahteraan anak-anak. Tentu saja, kehadiran anak-anak semestinya juga bukan sekedar dijadikan benteng terakhir untuk mempertahankan pernikahan. Benteng utama yang harus ditegakkan tidak lain adalah Kasih sayang anatar suami –istri itu sendiri. Anak-anak pun hadir di tengah lingkungan yang siap melimpahi dan meneguhkan mereka dalam kasih sayang. Anak-anak memberi kesempatan bagi suami-isteri untuk memperluas dan memperkaya ungkapan cinta mereka.

“Demi anak-anak” seyogyanya bukanlah alasan untuk mencegah perceraian tapi hendaknya menjadi dorongan untuk memperoleh keharmonisan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline