Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pendekatan yang menekankan pada nilai-nilai budaya, tradisi, dan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun dalam masyarakat. Banyak daerah di Indonesia masih mempertahankan pendidikan berbasis kearifan lokal untuk menjaga identitas dan jati diri masyarakat setempat. Pendidikan berbasis kearifan lokal membentuk karakter didik yang kuat, berlandaskan pada nilai-nilai budaya, dan mampu menghargai keberagaman. Hal ini penting dalam membangun rasa tanggung jawab sosial dan pemahaman tentang sejarah serta budaya lokal.

Di era modernisasi ini, pendidikan berbasis kearifan lokal seringkali mendampatkan banyak tantangan. Pengaruh globalisasi dan teknologi saat ini membawa perubahan dalam cara hidup dan pola pikir masyarakat. Terkadang sistem pendidikan formal saat ini mengesampingkan nilai nilai lokal yang dianggap kurang relevan atau "ketinggalan jaman".

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pendidikan berbasis kearifan lokal adalah penyeragaman kurikulum. Di era globalisasi, banyak negara, termasuk Indonesia, berusaha menerapkan standar pendidikan yang seragam untuk meningkatkan daya saing di tingkat internasional. Akibatnya, kurikulum pendidikan sering kali lebih berfokus pada pencapaian akademik dan keterampilan yang relevan dengan pasar global, sementara aspek-aspek lokal yang khas, seperti bahasa daerah, seni tradisional, dan pengetahuan adat, cenderung terpinggirkan. Hal ini berisiko membuat generasi muda kehilangan koneksi dengan akar budaya mereka.

Untuk mempertahankan dan memperkuat eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal, berbagai upaya perlu dilakukan. Salah satu langkah penting adalah mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum formal. Ini bisa dilakukan dengan memasukkan pelajaran tentang adat istiadat, bahasa daerah, seni tradisional, dan cerita rakyat sebagai bagian dari pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar tentang dunia luar, tetapi juga memahami dan menghargai budaya dan nilai-nilai yang ada di lingkungan mereka sendiri.

Selain itu, penting untuk memberikan pelatihan dan pengembangan kepada guru agar mereka mampu mengajarkan kearifan lokal dengan efektif. Guru harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggabungkan metode pengajaran modern dengan materi yang berbasis budaya lokal. Ini akan memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tidak hanya relevan dengan tuntutan zaman, tetapi juga tetap menghargai identitas budaya siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline