Lihat ke Halaman Asli

Andi Eka Saputra

Silakan mampir.

Guru...Riwayatmu Kini

Diperbarui: 12 Juni 2016   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pribadi

Beberapa waktu yang lalu, di negara yang kita cintai ini masih santer terdengar berita tentang guru di Sulawesi Selatan yang dipenjarakan karena mencubit anak didiknya. Berita tersebut entah terkesan wajar atau berlebihan, karena konteks guru di sini sebagai pendidik, ia berhak memberikan hukuman kepada peserta didik apabila melanggar atau tidak patuh. Contohnya, menghukum peserta didik dengan cara menyuruh berdiri di depan kelas, mengangkat satu kaki, lalu memukul tangan menggunakan rotan ataupun mencubit kiranya merupakan suatu tindakan yang diberikan agar peserta didik tersebut jera dan tidak mengulangi kesalahannya di kemudian hari. Guru yang tegas dan mempunyai kewajiban mendidik di zaman sekarang ini kalah, dengan orang tua yang terkesan melambai, anak murid yang lebai. Hal ini menandakan adanya kerontokan moral antara zaman sekarang dan zaman dulu saat saya sekolah.

Lain dulu, lain sekarang, dulu itu murid takut sama guru, tidak berani melawan guru. Nah, zaman sekarang murid sudah berani melawan kepada guru, murid melecehkan guru, guru seolah tiada arti lagi. Sangat mengecewakan memang, zaman berubah dan murid-murid itu apakah dia tidak sadar, kalau tanpa adanya didikan dari guru yang memberikan pelajaran, ilmu pengetahuan, kedepannya ia mau jadi apa?? Pengusaha, pebisnis, politisi, polisi, tentara, dokter, bahkan sampai presiden pun pasti dididik oleh sosok mulia yang menyandang predikat guru.

Sedikit cerita, apabila dulu saya di sekolah melakukan kesalahan atau nakal, guru memberikan hukuman kepada saya, ketika saya berada di rumah, saya cerita hal tersebut kepada orang tua saya, orang tua saya justru tidak membela saya, malah tindakan memberi hukuman itu dinilai benar oleh orang tua, karena memang sudah tugasnya guru mendidik, termasuk memberi reward and punishment. Masih teringat di benak saya, saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, ketika pelajaran matematika, saya tidak mengerjakan PR, matematika adalah pelajaran yang kurang saya sukai sejak kecil memang, dan celakanya saat itu hanya saya sendiri yang tidak mengerjakan, lalu saya diberikan hukuman oleh guru saya, dimarahi, disuruh berdiri di depan kelas angkat satu kaki, tangan memegang kuping selama jam pelajarannya. Itu merupakan bentuk hukuman yang diberikan oleh guru di sekolah, karena tugas guru adalah menjadi orang tua ketika di sekolah, tanggung jawabnya memikul kelas dengan segala macam pribadi anak didik yang berbeda. Selain hukuman, tentunya pendidik dalam hal ini guru juga memberikan penghargaan kepada peserta didik yang giat, serta pantas mendapat penghargaan. Apresiasi yang diberikan pun berbagai macam bentuknya, jadi jangan hanya memandang dari satu sisi yakni sisi hukuman saja, tentunya seorang guru yang berlaku sebagai wali murid ini akan memberi penghargaan kepada mereka yang berprestasi.

Akhir dari pembahasan ini, menurut saya Guru yang menghukum muridnya dalam bentuk apapun selam itu masih dalam batas kewajaran, saya rasa itu sah-sah saja. Jika orang tua masa kini tidak ingin anaknya dihukum oleh sosok makhluk yang menyandang predikat guru, silakan didik sendiri anak anda di rumah, didik sendiri, ajari sendiri, bikin rapor sendiri, naik kelas sendiri, buat kurikulum sendiri. Tidak perlu kalian orang tua yang melambai menyalahkan guru.

Majulah pendidikan di bumi pertiwi ini. Sepenggal lirik lagu "Hymne Guru" versi terbaru ini mungkin akan menyadarkan anda para pembaca dan para orang tua tentang betapa pentingnya peranan serta tugas mendidik dari seorang guru. "Engkau patriot pahlawan bangsa, pembangun insan cendekia".

Andi Eka Saputra.

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline