Berita kunjungan Presiden SBY dan Ibu Negara yang langsung disoroti media sekitar Bulan Agustus 2011 salah satunya adalah berkaitan dengan kunjungan di SDN Tanjung Sari 3 Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur pada 23 Agustus 2011 silam.
Buah dari kunjungan tersebut, Presiden telah menginstruksikan kepada Mendiknas agar memberikan bantuan DIKNAS dan menyampaikan harapan Presiden kepada DPR dan DPD RI untuk turut memperhatikan perbaikan pembangunan infrastruktur SD dan SMP yang rusak di seluruh Indonesia. Presiden juga akan mengeluarkan INPRES terkait hal tersebut. Begitu yang disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha dalam pesan singkatnya kepada wartawan.
Hal ini mengingatkan saya kepada bagaimana persiapan-persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah ketika akan ada kunjungan Presiden di Kota Palu. Kalau tidak salah kunjungan tersebut berkaitan dengan Peresmian Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Kota Palu dan Pencanangan Gerakan PNPM (sekitar tahun 2006/2007).
Pada saat itu, hampir seluruh fasilitas umum diperbaiki, apalagi sepanjang jalan yang akan dilalui oleh Presiden, mulai dari fasilitas jalan dan kebersihan, seluruhnya diperbaiki dan ditata seindah mungkin. Keindahan kota Palu tampak asri pada saat itu. Sangat terasa buah dari kunjungan presiden SBY, yaitu Pemerintah Daerah lebih serius dalam menganggarkan untuk perbaikan atau pengadaan fasilitas umum (belanja publik) dari pada belanja pegawainya.
Begitupula dengan apa yang terjadi pada kunjungan di Kabupaten Cianjur tersebut, setidaknya setelah 7 tahun menjabat sebagai Presiden dan sekitar 3-4 tahun mengupayakan Anggaran pendidikan sebesar 20% pada APBN, Presiden baru sadar bahwa masih banyak fasilitas pendidikan yang masih sangat memprihatinkan (malah membahayakan bagi peserta didik).
Untuk itu, pelajaran dari semua ini, sebaiknya mulai sekarang presiden SBY mengurangi duduk di Istana Negara ataupun di Cikeas, apalagi jika yang dibahas hanya mengenai kepartaian (di luar masalah pemerintahan). Presiden harus lebih banyak lagi mengunjungi daerah-daerah atau tempat-tempat dimana aktivitas warga banyak dilaksanakan.
Misalnya saja : Pasar, Jalan Raya (tempat berkumpulnya gelandangan dan anak-anak terlantar), Penjara, Panti Asuhan, Panti Jompo, Puskesmas (Pustu), Daerah pinggiran (kumuh), sekolah non formal, kantor lurah, kantor desa, tempat pembuangan sampah dan lainnya.
Dan kalo perlu lebih diperbanyak SIDAK... atau kunjungan yang tiba-tiba, tanpa pemberitahuan sebelumnya, agar tau betul permasalahan yang dihadapi oleh rakyat saat ini. Jangan hanya mengandalkan SMS, data BPS ataupun laporan-laporan dari pembantunya (RING 1) dong!!!! Kunjungi masyarakat setiap saat... Sekali-kali presiden harus berani buka sepatu dan bertelanjang kaki untuk sampai ke daerah terpencil sekalipun, agar dapat melihat langsung keadaan rakyatnya.
Jangan nanti mendekati PEMILU baru rela berpanas-panasan bersama rakyat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H