Lihat ke Halaman Asli

andi chairil

Mantan wartawan dan praktisi media

Pangkat yang Menjebak Deddy Corbuzier

Diperbarui: 12 Desember 2022   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Melihat Deddy Corbuzier (DC) dengan seragam TNI Angkatan Darat, terasa ada yang janggal. Dari sisi perawakan tentu sangat gagah. Lengan yang besar, dada membusung, pinggang yang ramping dan otot kekar. Ideal sebagai seorang tantara. Tapi hal itu tak menutupi kejanggalan saat melihat foto DC dengan seragam TNI AD berpangkat Letnan Kolonel. Kejanggalan itu karena di dada DC kosong. Tidak ada lambang-lambang brevet yang biasanya mengisi sekitar kantong seragam seorang tantara dengan pangkat Letkol. Impresi itu yang langsung tertangkap mata dan pikiran saya.

Namun begitu, bisa dimaklumi bahwa pangkat Letkol yang disandang DC adalah Letkol Tituler -- yakni  suatu pangkat atau gelar kehormatan yang diperoleh tanpa menjalankan tugas jabatan yang disematkan pada orang tersebut. DC sendiri mendapat pangkat Letkol Tituler dari Menteri Pertahanan Prabowo, setelah mendapat persetujuan dari Panglima TNI Jendral Andika Perkasa dan KSAD Jendral Dudung Abdurachman. Sebagai seorang content creator dengan pengikut 11,3 juta di Instragram dan 19,7 juta di Youtube, jamak saja jika DC dianggap sebagai jago komunikasi. Bahwa alasan tersebut kemudian membuat perdebatan pro dan kontra, bisa dipahami.

Selepas menjalani lakon sebagai seorang magician, DC dikenal sebagai seorang Host Talk Show -- karena program "Hitam Putih" yang dibawakannya. Melalui "Hitam Putih", DC dipersepsikan sebagai host yang yang memberi inspirasi dan men-challenge masyarakat untuk berpikir lebih terbuka. Ia kadang juga bersikap kritis dan tegas dalam melihat sebuah permasalahan di masyarakat. Berangkat dari persepsi yang terbentuk -- dan seiring program "Hitam Putih" yang menurun -- DC memanfaatkan momentum program talkshow di dunia digital, dengan membuat program podcast yang diberi title "Close The Door".

Bahwa pangkat Letkol Tituler itu memberi 'kemewahan' bagi DC, betul. Hanya saja, saya menilai pangkat yang disandang DC tersebut justru menjebak DC sebagai seorang content creator. Selain menggawangi program "Close The Door", DC juga menjadi pengagas sekaligus bagian dari program "Somasi". Yakni sebuah program yang memberi ruang bagi para Comics untuk menyampaikan materi candaan Stand Up di dunia digital.

Sebagai sebuah program talkshow di digital, tampaknya "Close The Door" (CTD) tidak pernah membatasi bintang tamu yang akan diundang dan thema yang akan dibahas. Sehingga tak heran "CTD" dapat mengundang bintang tamu dan membahas topik yang jika di TV, tidak mungkin dapat dilakukan. Seperti mengundang pelaku LGBT dan membahas LGBT. Pun DC tak mungkin menyampaikan pertanyaan "masih perawan ?" -- yang dapat dilakukan di "CTD". Pun di program "Somasi" yang suka menyerempet masalah agama atau kritisi masalah yang sedang viral dengan gamblang melalui dark humor.

Kemewahan DC untuk mengelola "CTD" dan "Somasi" akan jauh berkurang dengan pangkat Letkol yang kini disandangnya -- meski pangkat itu Tituler sekalipun. Karena pangkat Tituler otomatis akan diikuti dengan peraturan-peraturan yang melekat sebagai seorang tantara. DC akan hilang kebebasan sebagai seorang content creator. Bahkan DC tampil sebagai host dengan kaos tanpa lengan dengan kaca mata hitam sambal merokok, barangkali bisa dianggap kurang pantas dilakukan oleh seorang perwira dengan pangkat Letkol. Begitu pun dengan kata-kata yang keluar dari DC sebagai seorang host "CTD" dan pengisi acara "Somasi". Instituasi yang membawahi DC, Kemhan dan TNI AD akan terdampak apa yang dilakukan. Mungkin DC mesti preview ulang episode-episode "CTD" dan "Somasi" yang belum tayang agar tidak menambah kritikan masyarakat ke Kementrian Pertahanan dan Prabowo -- apalagi dalam suasana menuju kontestasi politik.

Akan tetapi bukan berarti DC tidak bisa menjadi seorang content creator. Baik sebagai host maupun pengisi acara. Bisa. Tetap bisa. Hanya saja konsep program mesti menyesuaikan dengan pangkat yang otomatis melekat kemana pun dan dalam posisi apa pun seorang DC. Konsep program "Hitam Putih" misalnya, masih aman untuk DC. Hanya saja sebagai konsep, "Hitam Putih" bukanlah milik DC. Namun ia masih bisa mengemas agar tidak terlalu mirip dengan konsep talkshow "Hitam Putih", yang mengusung inspiratif dan informatif yang mencerdaskan.

Posisi DC memang dilemma dengan pangkat Letkol Tituler tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline