[caption caption="ilustrasi; sumber: adventureawaits.com"][/caption]
Cuaca lagi ngga bersahabat, dan yang bisa gue lakukan hanya tercenung diam.
Segelas Iced Signature Chocolate, sebungkus Marlboro Black Menthol, dan sebuah laptop Dell yang memainkan musik-musik di iTunes secara random.
Hari Minggu, dan Starbucks Plaza Indonesia cukup ramai.
Di sore hari, dimana cuaca Jakarta didominasi hujan deras dan angin kencang.
Udara yang dingin, ditambah hembusan AC. Gue akhirnya sedikit menyesali keputusan gue memilih minuman dingin ini.
Di pojokan sofa, gue duduk sendirian. Ngga ada rencana kemana-mana, Cuma terduduk depan laptop sambil bengong ngeliatin slide presentasi yang hampir gue selesaikan yang mejeng dengan sombongnya di layar monitor.
Ngga lama berselang, datang satu keluarga (Bapak, Ibu, dan 2 anak mereka yang masih kecil)
Gue rasa mereka telat banget punya momongan, tampang udah hamper middle-age tapi anak-anak nya masih pada bocah.
(Sorry for being sarcastic a little, hehehe)
Dan akhirnya gue membuka percakapan dengan si bapak (yah, daripada gue bengong juga sendirian).
Sedikit basa basi, karena si bapak berniat meminjam charger untuk BlackBerry-nya.
Lanjut bengong lagi, karena kemudian si bapak itu disibukkan dengan kedua bocahnya yang rebutan main game di iPad mereka. Gue akhirnya berpikir sedikit tentang masa kecil gue yang jauh dari yang namanya gadget canggih. Masa-masa dimana main layangan dan bentengan lebih seru daripada sekedar melototin layar monitor/gadget/TV.
Ngelempar pandangan ke berbagai sudut Starbucks, dan akhirnya gue ngelihat kalau sore ini banyak juga orang tua yang bawa anaknya nikmatin sore sambil nyeruput minuman-minuman yang disediain gerai kopi ini.
Hampir semua anak-anak itu nempel sama gadget yang dibeliin orang tuanya. Kalau ga tablet PC, kalau ga iPhone/BlackBerry, setidaknya pada nenteng PSP/Nintendo DS.
Pikiran gue melayang sedikit ke waktu dimana gue pernah duduk sendirian nikmatin Sabtu sore di trotoar depan Plaza Indonesia yang menghadap ke Bunderan HI.