Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Baru PS TNI

Diperbarui: 1 Desember 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena melejitnya PS TNI menjadi topik hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Kita semua mahfum bahwa pemerintah telah membekukan kepengurusan PSSI karena salah satu alasan utama tidak mau diaudit pengelolaan anggarannya. Alhasil PSSI untuk sementara waktu dibekukan dan dengan sendirinya berbuntut terhadap absennya sejumlah perhelatan sepak bola di tanah air.

Menilik fenomena kemunculan PS TNI menjadi sesuatu yang unik untuk diperbincangkan, karena secara formatur tim, kesebelasan ini tidak ada bedanya dengan tim-tim ISL lainnya yang sudah kenyang pengalaman persepak bolaan tanah air, bahkan dianggap sebagai pemain kelas dua. Sehingga apa yang membuat PS TNI sedemikan menjadi santer dan hangat diperbincangkan?.

Berawal dari pembekuan PSSI, sejumlah personel PSMS dan U-19 yang merasa masa depannya tidak jelas ditengah pembekuan PSSI, mendaftarkan diri menjadi anggota TNI. Alhasil selama 4 bulan penuh mereka menjalani pendidikan pembentukan bagi seorang calon prajurit. Entah angin apa yang membuat tim besutan Soeharto AD seakan memiliki kekuatan dan energi prima tampil dengan percaya diri tanpa banyak sesumbar, kerjasama tim sangat bagus, tahu kapan harus bertahan dan kapan menyerang tanpa kenal menyerah. Alhasil debut mereka sontak membuat tim-tim kampiun seperti Surabaya United, Persela, Pusmania Borneo, bahkan Persib Bandung sang juara piala Presidenpun tunduk oleh PS TNI.

Bayangan saya terusik kembali manakala ingat tim U-23 yaitu Irfan Bachdim cs yang mendapat pelatihan karakter di Pusdik militer, dengan maksud untuk menimbulkan semangat juang tak kenal menyerah. Namun hasil yang dirasakan tim U-23 tidak banyak memuaskan publik khususnya pecinta sepak bola tanah air. Mungkin materi pelatihan karakter saat itu sangat singkat dan cenderung publitas layaknya seorang artis terkenal, sehingga pelatihanpun kurang greget dan kurang keras.

Berbeda dengan PS TNI yang mendapat tempaan penuh menjadi seorang prajurit dan jauh dari publikasi, justru menghasilkan tim yang tangguh, tenang dalam mengelola emosi, dan yang paling meninjol adalah semangat pantang meyerah meskipun sudah tertinggal dari lawan seperti saat berhadapan dengan Pusmania Borneo.

Berkaca dari pengalaman diatas, publik pecinta sepak bola tanah air sangat merindukan hadirnya tim sepakbola nasional yang dapat dijadikan hiburan menarik ditonton bak menyaksikan Liga Eropa. Tim yang akan mengangkat harkat bangsa tidak hanya di kancah regional Asean namun juga internasional. Maka kiranya tidak berlebihan jika tim nasional layak mendapatkan tempaan militer penuh dengan menjadi anggota anggota TNI aktif agar nilai-nilai semangat juang dan sportifitas benar-benar muncul.

Viva sepak bola Indonesia...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline