Lihat ke Halaman Asli

Ah, untuk Apa?

Diperbarui: 28 Mei 2016   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Politik kelas kecoak
 Dibayar dengan duit seperak
 Itukah sang pendombrak???
 Pendonbrak pendidikan porak poranda
 Jika sang pelaku pendidikan bekerja demi perak
 Apa yang bisa diharapkan sang pengharap pendidikan????
 Hancur....hancur....
 Iya....hanyalah kehancuran
 Tak ada jiwa pengabdian
 Mengabdi didasarkan perak
 Walau kadang harus merusak susasana yg penting kantong terisi
 Hilang rasa, hilang kesetiakawanan, hilang kepedulian
 Pergeseran jaman hingga rasa juga ikut bergeser,
 Hilang makna pengabdian
 Iya.....hilang segalanya......
 Demi perak biarkan semuanya retak
 Hingga hancur berantakkan
 Nada sinis terdengar Dari sang pengharap
 kesinisan itu terjdi karena kerakusan yang jelas di depan mata
 Di mana jiwa pengabdi sejati
 Yang walau dibayar triwulan sekali....
 Di mana Tut wuri handayani????
 Tut Wuri Handayani????
 Hahaaha......
 Sabar dulu Tut Wuri Handayani sayang.....
 Engkau hanyalah lambang tapi seakan tak bermakna....
 Engkau diabaikan demi kepuasan pribadi.....

Oleh: 

Herlina Wonga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline