Lihat ke Halaman Asli

andiameliadevana

Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Efek Polutan Farmasi Pada Kualitas Air dan Kesehatan Publik

Diperbarui: 21 Desember 2024   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Polutan farmasi yang berasal dari limbah obat-obatan yang dibuang sembarangan dapat mencemari sumber air dan berpotensi membahayakan kualitas air minum. Banyak senyawa kimia dalam obat-obatan, meskipun telah kadaluarsa, tetap berbahaya bagi ekosistem air dan kesehatan manusia. Ketika polutan farmasi memasuki saluran air, senyawa aktif seperti antibiotik, hormon, dan obat-obatan lain dapat bertahan lama di lingkungan, mencemari air tanah, sungai, dan danau.

Polutan farmasi yang terdapat dalam air minum dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius bagi manusia. Senyawa kimia seperti antibiotik yang terlarut dalam air dapat berkontribusi pada munculnya resistensi bakteri, yang menjadi ancaman global bagi pengobatan infeksi. Selain itu, senyawa hormon dalam air minum dapat mempengaruhi sistem endokrin manusia, menyebabkan gangguan hormonal, dan meningkatkan risiko penyakit terkait reproduksi.

Pencemaran air dengan polutan farmasi juga dapat merusak ekosistem akuatik. Organisme seperti ikan dan mikroorganisme air terpapar senyawa berbahaya yang dapat mengganggu sistem reproduksi mereka, mengurangi keragaman hayati, dan merusak keseimbangan ekologis. Selain itu, manusia yang mengonsumsi air yang terkontaminasi ini dapat terpapar langsung dengan bahan kimia berbahaya, yang meningkatkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang.

Dampak pada kesehatan publik sangat signifikan, karena kualitas air yang tercemar dapat menyebabkan penyebaran penyakit, penurunan daya tahan tubuh, dan peningkatan prevalensi penyakit terkait pola hidup dan sistem kekebalan tubuh. Sebagai contoh, paparan jangka panjang terhadap antibiotik dalam air minum dapat menyebabkan penurunan efektivitas pengobatan infeksi, yang mengarah pada infeksi yang lebih sulit diobati.

Pengelolaan polutan farmasi di sumber air memerlukan perhatian khusus. Pengobatan limbah farmasi dengan menggunakan teknologi pengolahan air yang tepat sangat penting untuk menghilangkan senyawa berbahaya ini dari air minum. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang lebih ketat terkait pembuangan limbah farmasi dan kesadaran masyarakat mengenai cara yang benar untuk membuang obat-obatan kadaluarsa.

Selain itu, pemantauan rutin terhadap kualitas air minum juga sangat penting untuk mendeteksi keberadaan polutan farmasi. Ini memungkinkan tindakan preventif yang cepat untuk mengurangi risiko paparan bahan kimia berbahaya bagi masyarakat. Masyarakat juga perlu diberi edukasi tentang bahaya pencemaran farmasi dan pentingnya mengelola limbah obat dengan benar untuk melindungi sumber air dan kesehatan publik.

Menggunakan langkah-langkah pengelolaan yang tepat dan kebijakan yang efektif, dampak negatif polutan farmasi pada kualitas air dan kesehatan publik dapat dikurangi. Pengurangan polusi air yang disebabkan oleh farmasi berpotensi melindungi ekosistem dan menjaga kesehatan manusia dari ancaman pencemaran jangka panjang.

REFERENCES

Azwari, F., Hadidjah, K., Benedicta, C. E., & Wahyuni, R. (2023). Analisis Parameter pH, BOD, TSS, Minyak Dan Lemak Serta Total Coliform Pada Limbah Cair Rumah Sakit Gerbang Sehat Long Bagun Mahakam Ulu. Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL), 5(1), 45-51.

Ashar, Y. K., Susilawati, S., & Agustina, D. (2020). Analisis Kualitas (BOD, COD, DO) Air Sungai Pesanggrahan Desa Rawadenok Kelurahan Rangkepan Jaya Baru Kecamatan Mas Kota Depo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline