Demam adalah suatu kondisi tubuh yang mengalami kenaikan suhu lebih dari 37,8 derajat Celcius. Demam bisa menjadi salah satu gejala atau indikasi dari adanya infeksi atau penyakit lain di dalam tubuh. Apakah demam perlu segera diobati ? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Demam perlu mendapat penanganan dan pengobatan lebih lanjut jika sudah di atas suhu 40 derajat Celcius hingga menyebabkan rasa ketidaknyamanan (discomfort), kerusakan otak (ensefalopati) dan kejang.
Namun jika hanya demam ringan, tidak perlu diobati, karena demam sendiri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh atau cara tubuh kita untuk melawan infeksi atau ketidaknormalan yang ditimbulkan oleh benda asing atau miroorganisme tertentu. Demam yang tidak disebabkan infeksi berat biasanya akan sembuh sendiri dengan istirahat dan nutrisi yang cukup.
Sistem pertahanan tubuh kita dikomandoi oleh sel darah putih (Leukosit). Garda terdepan dari leukosit adalah makrofag. Makrofag ini bertugas langsung menuju sel yang terinfeksi dan berperang melawan benda asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Jika infeksi yang terjadi cukup berat, maka makrofag ini akan mengeluarkan sinyal ke seluruh tubuh berupa zat yang bernama pirogen. Pirogen ini lah yang menyebabkan terjadinya demam.
Namun tujuan sebenarnya adalah agar tubuh diistirahatkan dari menggunakan energi yang tidak perlu, sehingga seluruh energi tubuh difokuskan bersama sistem imunitas untuk berperang melawan mikroorganisme (virus, jamur atau bakteri patogen) yang menyerang. Setelah peperangan selesai, maka kondisi tubuh akan berangsur-angsur membaik dan demam akan turun.
Sistem pertahanan tubuh kita lalu akan memproduksi antibodi tertentu, sehingga jika suatu hari tubuh terserang mikroorganisme yang sama, maka tubuh tidak butuh waktu lama lagi untuk memproduksi antibodi karena sudah tersimpan rekaman dari serangan sebelumnya. Sebagai contoh Anda yang dulunya pernah terinfeksi virus cacar, maka di kemudian hari jika virus ini masuk lagi ke tubuh Anda, tidak akan menyebabkan infkesi berat dan demam lagi seperti sebelumnya.
Kebanyakan dari kita langsung panik saat demam dan spontan minum obat penurun panas tanpa membiarkan imunitas kita bekerja, sehingga dampaknya tubuh kita akan tergantung dengan obat-obatan. Sedikit-sedikit minum obat, sakit sedikit minum obat. Padahal tubuh hanya membutuhkan istirahat dan pemenuhan nutrisi yang cukup.
Salah satu jenis obat selain paracetamol yang banyak dikonsumsi saat demam adalah ibuprofen. Namun Anda perlu berhati-hati untuk pemberian Ibuprofen pada anak-anak. Ibuprofen sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik hanya diberikan paracetamol saja. Batuk--pilek yang menyertai pada anak biasa terjadi hingga 12 kali dalam setahun dan itu masih terbilang wajar.
Jangan langsung memberikan antibiotik karena 95 % serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus, antibiotik hanya bisa membunuh bakteri. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman atau bakteri baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahan tubuhnya menurun. Akibatnya anak bisa jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.
Lalu demam seperti apa yang perlu diobati? Jika demam tidak kunjung membaik selama 4 hari, maka saat itulah tubuh memerlukan bantuan obat. Karena jika tidak, bisa terjadi hal buruk yang tidak diinginkan seperti step atau kejang bahkan kematian. Jangan lupa juga untuk selalu mencukupi nutrisi tubuh dengan makan makanan bergizi lengkap dan seimbang agar tubuh cepat pulih kembali. Bila perlu Anda juga bisa mengonsumsi suplemen kaya protein dan multivitamin.
Perlu diingat bahwa nutrisi lah yang mengangkut bahan aktif obat ke sel-sel tubuh dan nutrisi juga yang dibutuhkan sistem imunitas tubuh agar bisa bekerja maksimal. Inilah alasannya mengapa sebelum minum obat biasanya Anda dianjurkan untuk makan terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H