Pernah mendengar hernia? Atau mungkin sedang mengalaminya sendiri? Apa itu hernia? Kata hernia berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (dapatan). Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
Sederhananya, hernia adalah penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari rongga tersebut yang memberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Salah satu contohnya adalah mencuatnya usus atau jaringan lemak ke selangkangan atau yang dikenal dengan nama hernia inguinalis.
Jenis hernia ini paling sering terjadi dan mayoritas dialami oleh pria. Sedangkan pada wanita, hernia juga bisa terjadi dimana usus atau jaringan lemak mencuat ke bagian paha atau dikenal dengan istilah hernia femoralis. Pada umumnya keluhan hernia berupa benjolan di lipatan paha ini timbul pada waktu mengedan, batuk atau mengangkat benda berat dan menghilang waktu istirahat atau baring.
Selama ini operasi dan tindakan pembedahan selalu menjadi satu-satunya pilihan yang harus ditempuh oleh penderita hernia. Namun tahukah Anda bahwa ada suatu protein yang paling berperan untuk perbaikan hernia? Protein ini adalah kolagen. Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia yang dihasilkan oleh jaringan fibroblas.
Kolagen terdapat di semua organ dan jaringan tubuh untuk mempertahankan integritas, elastisitas dan keteguhan struktur. Fungsi kolagen yang paling besar adalah sebagai penyokong kulit. 80 persen berat kulit kita terdiri dari kolagen. Kolagen menyediakan struktur pada kulit yang bekerjasama dengan protein lain bernama elastin yang berguna untuk membuat kulit lebih elastis.
Tipe yang paling umum adalah tipe I, II dan III, yang merupakan 90 persen dari total pasokan kolagen tubuh. Tipe I dan III bertanggung jawab untuk mendukung tulang, kulit, tendon, jaringan ikat dan gigi, sedangkan tipe II penting untuk tulang rawan sendi dan kesehatan sendi dengan mencegah peradangan dan memberikan pelumasan. Kolagen mulai hilang pada usia pertengahan hingga akhir 20-an dan awal 30-an. Setelahnya, setiap tahunnya tubuh akan kehilangan 1 persen.
Kekurangan struktur kolagen memainkan peran terhadap hernia. Kolagen mengatur kekuatan tekanan di dalam perut ke dinding posterior kanal inguinal.
Peningkatan konsentrasi kolagen bisa meningkatkan proses perbaikan pada jaringan dan perbaikan hernia yang tergantung pada pembentukan jaringan. Pada hernia terjadi proses ketidaksempurnaan penyembuhan jaringan pada penggantian jaringan fibroblas dan kolagen.
Penurunan kolagen tipe I/III (jaringan Ikat, jaringan lembut/ usus) pada pasien hernia lah yang menyebabkan kurangnya sintesis selama penyembuhan luka, tidak mampu menutup celah hernia atau memasang jaring pada tempatnya dalam waktu lama, yang akhirnya bisa memicu hernia berulang.
Proliferasi dan diferensiasi dari fibroblas maupun sintesis dan degradasi kolagen akan mengangkat bekas luka kulit pada pasien hernia. 3 level terganggunya metabolisme kolagen pada pasien hernia adalah penurunan kolagen, kualitas kolagen jelek dan kolagen mengalami kerusakan. Jadi pada intinya angka kejadian tinggi pada kasus hernia adalah karena kekurangan metabolisme kolagen.
Dari banyak sumber kolagen, salah satu sumber kolagen terbaik adalah yang berasal dari kulit dan sisik ikan. Selain tentu karena kehalalannya, kolagen dari kulit dan sisik ikan ini memiliki ukuran molekul yang kecil yaitu 7 kali lebih mudah diserap oleh tubuh.