Lihat ke Halaman Asli

Belajar Ilmu Bernegara pada “Upacara Adat Seren Tahun”

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar bulan Juni dan Agustus pada setiap tahunnya, menjadi agenda rutin Upacara “Nyisri” yang digelar di Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Upacara parade gelar budaya kearifan lokal Nyisri atau lebih dikenal dengan sebutan “Upacara Seren Tahun” oleh masyarakat Sukabumi dan sekitarnya ini, sudah berlangsung sejak lama secara turun-temurun di laksanakan oleh masyarakat Adat Kasepuhan tersebut, di wilayah Desa Sirnaresmi Kabupaten Sukabumi sendiri, terdapat tiga kasepuhan masyarakat adat yang masing-masing kasepuhan di pimpin oleh Abah Asep Nugraha, Abah Ugi dan Abah Hendrik.

Upacara Seren Tahun memiliki makna untuk mensyukuri hasil panen padi yang di peroleh masyarakat setempat pada setiap musimnya, dalam prosesnya disebut dengan “Ngamumule Pare” yang dimulai dengan mengolah sawah, menanam  benih padi, merawat dan memanen, sampai hasil  padi tersebut di masukan kedalam lumbung atau “Leuit” yang di  miliki oleh setiap warga, serta mengolah hasil panen padi tersebut dengan baik untuk kesejahteraan masyarakatnya,  semua dilakukan dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta terhadap tanaman dan lingkungan.

Kasepuhan masyarakat adat di  Desa Sirnaresmi memiliki struktur kelembagaan adat yang mempunyai peran serta fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur dan memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya, diantaranya ada bagian “Dukun” yaitu orang menyembuhkan kesehatan masyarakat adat, bagian “Kanoli” yaitu orang yang mengurusi bahan pokok terutama Beras, bagian “Pamoro/Ngaraksa” yaitu keamanan yang bertugas menjaga pesawahan dan ladang masyarakat, bagian “Dukun Sato” yaitu untuk menjaga kesehatan hewan peliharaan masyarakat, bagian “Paraji” yaitu dukun beranak untuk membantu proses persalinan, bagian “Bengkong Pameuget” yaitu  orang yang menghitan anak laki-laki, bagian “Bengkong istri” orang yang menghitan anak perempuan, bagian “Paraji Panganten” yaitu orang yang merias pengantin, bagian “Ngabenteng” yaitu yang mengurus sarana dan prasarana infrastruktur bangunan, bagian “Tukang Para” yang mengatur Konsumsi,  bagian “Tukang Sisiuk” yaitu bagian memasak atau koki masakan, bagian “Beberesih” yaitu penjaga kebersihan lingkungan, Bagian “Kemis” yaitu bagian keamanan jaga malam, bagian ”Pamakaya” yaitu orang yang mengurus serta mengolah sawah dan ladang, bagian “Ngurus Leuit si Jimat” yaitu orang yang mengurus Lumbung Padi Utama milik Kasepuhan.

Dari budaya Seren Tahun serta kearifan lokal hidup masyarakat adat kasepuhan di Desa Sirnaresmi Kabupaten Sukabumi, bisa dijadikan salah satu Destinasi unggulan Indonesia Travelwww.indonesia.travel dalam mengembangkan wisata budaya kearifan lokal, banyak hal yang bisa kita pelajari dan ambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diantaranya berilaku hidup sederhana dengan penuh sopan santun terhadap sesama, bersinergi dengan alam secara harmonis dan memperlakukan tanaman serta pepehonan dengan baik untuk diambil manfaatnya, menjaga dan merawat keseimbangan bahan pokok terutama beras dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat, budaya gotong-royong menjadi modal utama dalam mengerakan kehidupan ekonomi masyarakat, adanya pembagian tugas, kewenangan dan tanggungjawab secara jelas terhadap masing-masing bagian kelembagaan adat yang diberikan oleh Kasepuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline