Lihat ke Halaman Asli

Andi HarisaPane

Penikmat prosa, lakon, dan sastra

Menyadur Yuval Noah Harari: Sapiens di Bawah Genggaman Teknologi

Diperbarui: 11 Oktober 2022   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

theguardian.com

      

Pertama dari pandangan Ilmu Astonomi dan pemahaman mengenai jagat raya, manusia hanyalah salah satu makhluk kecil yang berada di planet bumi nebula, berada di tepi kosmik jika di bandingkan dengan luasnya keberadaan jagat raya. 

Berdasarkan logika Darwin kita dapat memahami, manusia marupakan makhluk yang mampu bertahan dari seleksi alam dan mampu membentuk peradaban yang dimana proses itu terjadi dimulai dari beberapa dasawarsa terakhir ini, hingga manusia berada pada rantai makanan tertinggi. 

Berdasarkan ilmu biologi historis yakni mengacu pada Genomnya Kita dapat mengatakan manusia sebagai makhluk homo sapiens yang belum lama telah banyak melakukan banyak hal yang sebelumnya belum pernah kita lakukan, ada banyak hal yang tidak diketahui oleh umat sapiens tentang rahasia dari  alam semesta ini. 

Namun dari ketidaktahuan itulah muncul banyak pertanyaan-pertanyaan di dalam konpleksitivitas volume otak yang dimiliki homo sapiens untuk mencari tau dan menciptakan sesuatu yang belum pernah diciptakan sebelumnya dengan kemampuan berifikir, mencari tau hingga melakukan revolusi kognitif.

Jauh pada masa pemburu pengumpul, homo sapiens sebenarnya sudah banyak menciptakan suatu gebrakan besar dalam menciptakan suatu hal. Salah satu faktornya adalah kemampuan kognitif yang dimiliki. Dengan itulah kita dapat merasakan apa yang sedang kita rasakan. 

Di abad ke-21 ini, kita hidup di zaman teknologi informasi tanpa batas Mungkin apa yang kita rasakan pada abad-21 ini seperti dapat mengakses pesan melalui perangkat yang disambungkan akses internet yang pesan dapat terkirim secepat mungkin tanpa harus membuat surat yang dituliskan di selembar batang kayu yang diukir dengan tulisan aksara untuk dikirim yang belum tentu mendapatkan balasan sebagaimana yang terjai pada zaman dahulu, begitu juga dengan menaiki benda bermuatan logam dan besi untuk menjelajah daratan yang sering kita sebut dengan nama mobil, benda yang dapat terbang melewati melaui udara dengan menyeberangi dataran dan lautan yang sekarang kita  sebut dengan pesawat. 

Tidak hanya itu berdasarkan perkembangan sains dan teknologi dengan kemampuan kognitif, manusia mampu ciptaan sebuah benda yang dapat terbang ke atas yang dapat mendarat di satelit bumi yaitu bulan bahkan menjelajahi luar angkasa yang sekarang kita kenal dengan pesawat luar angkasa seperti Viking, Volyager, dan Rocket. 

Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang mungkin hanya ada pada khayalan pada umat sapiens di era zaman batu atau bahkan lebih jauh lagi pada zaman pemburu pengumpul. Bahkan hal itu bisa jadi  merupakan suatu hal yang di anggap  mustahil atau utopis untuk terjadi bagi pandangan kaum pemburu pengumpul.

Namun, pada realitanya apa yang mungkin dikhayalkan oleh umat zaman batu maupun pemburu pengumpul dapat terealisasikan oleh umat homo sapiens pada abad ke 21 ini dengan kemampuan koknitif yang diimiliki dengan memanfaatkan perkembangan sains dan teknologi. Yang jadi pertanyaan ialah bagaimana dengan tingkat kebahagiaannya? Apakah dengan adanya teknologi tanpa batas, umat sapiens bisa jauh lebih bahagia dari pada masyarakat pemburu pengumpul? Apakah para pencipta teknologi itu telah memikirkan secara matang hal-hal kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi ke depannya pada akhir abad ke-21?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline