Lihat ke Halaman Asli

Andi Pandu Prajnanta

Mahasiswa ISI Yogyakarta Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Musik

Komunitas Suling Bambu Nusantara : Memperkenalkan Alat Musik Traditional Suling Bambu ke Masyarakat

Diperbarui: 3 Januari 2022   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo KSBN

pendiri dari komunitas suling bambu nusantara Agus Budi Nugroho atau kerap di kenal dengan nama Agus Patub BN, mengenal dan belajar musik secara otodidak, pernah menjadi pengiring musik musik teater di berbagai kampus dan juga sanggar, dan setelah itu mulai mendalami musik etnic salah satunya suling bambu hingga sekarang

berangkat dari inginnya melestarikan sekaligus mengangkat suling bambu sebagai budaya asli indonesia Komunitas suling bambu nusantara berdiri pada mei 2004. 2 tahun awal berjalan, komunitas ini pergi keberbagai tempat di daerah DIY, untuk memperkenalkan suling bambu dan membagi bagikan suling bambu secara gratis ke masyarakat. Misi dari Komunitas Suling Bambu Nusantara adalah, memperkenalkan suling yang terbuat dari bambu, yang ramah lingkungan ketimbang suling plastik yang sering di pakai sebagai media pembelajaran di sekolah sekolah.

Dokpri: Latihan  KSBN di pendopo Ambarukmo

kegiatan rutin Komunitas Suling Bambu Nusantara sekarang adalah berlatih di pendopo ambarukmo disetiap senin, kecuali pekan ke empat. anggota dari komunitas ini sangat beragam dari profesi maupun usia, ada yang masih duduk di bangku SD sampai ibu-ibu yang berusia 65 tahun. Tidak ada syarat untuk masuk kedalam komunitas ini,70 persen dari anggota KSBN adalah orang yang sama sekali tidak memiliki latar belakang musik.

Dokpri: Kegiatan berlatih KSBN

Agus Patub BN mengatakan bahwa value dari musik traditional sangatlah penting untuk membangun karakter bangsa, seperti gamelan angklung sangat di gemari oleh masyarakat luar, dikarenakan mereka sudah melihat value yang ada pada alat musik traditional kita, maka dari itu anak muda sekarang juga harus melihat value tersebut.

dengan melestarikan budaya traditional ke masyarakat khususnya anak anak muda, nilai nilai yang ada pada setiap budaya dapat membangun karakter pemuda menjadi bangsa yang lebih kuat.

Penulis: Andi Pandu Prajnanta, mahasiswa ISI Yogyakarta Fakultas Seni Pertunjukan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline