Abstrak
Belajar Al-Quran dan mengajarkannya merupakan prinsip yang harus ditanamakan sejak dini , pengetahuan seorang pendidik juga harus mengetahui metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Sabaq, Sabqi dan Manzil sebagai kemampuan menghafal Al-Quran di SD dan SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan. Metode pengabdian kepada masyarakat ini dievaluasi dengan penelitian ini berupa penelitian kualitatif. Alat pengumpul datanya berupa pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data dan menganalisisnya bagaimana penerapan metode Sabaq, Sabqi, dan Manzil sebagai kemampuan menghafal Al-Qur'an di SD dan SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan. Dari hasil penelitian, adanya peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an melalui metode Sabaq, Saqi dan Manzil di SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan senang belajar Al-Quran dengan menggunakan metodeSabaq, Sabqi dan Manzil sehingga mampu menghafal Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Pendahuluan
Keistimewaan terbesar Al-Qur'an adalah menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satupun kitab suci yang dihafalkan bagian surah, kalimat, huruf dan bahkan harakatnya seperti Al-Qur'an. (Mafluchah, 2016) Ia diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya, dan satu-satunya kitab suci yang kemurniannya dijamin oleh Allah hingga akhir zaman dan tidak akan mengalami perubahan, penambahan, maupun pengurangan.
Tidak ada satu huruf pun yang bergeser atau berubah dari tempatnya, serta tidak ada satu huruf atau kata yang mungkin dapat disisipkan di dalamnya (Zawawie, 2011).Dalam implementasinya, pembelajaran Al-Qur'an dapat dibagi beberapa tingkatan, yaitu: Pertama, belajar membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qira'at dan tajwid. Kedua, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksudmaksud yang terkandung didalamnya. Ketiga, belajar menghafalnya diluar kepala, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat dan masa Rasulullah, demikian pula pada masa tabi'in dan sekarang di seluruh negeri Islam (Winaningsih, 2008).Menghafal Al-Qur'an merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan mulia, akan tetapi harus bersungguh-sungguh menghafalkannya. (As-sirjani & Khaliq, 2007) Menghafal Al-Qur'an adalah mudah, akan tetapi mudah pula lupa, oleh karena itu kesungguhan, keistiqamahan, dan ketekunan sangat diperlukan. Maka dari itulah para penghafal Al-Qur'an harus memfokuskan dirinya untuk konsentrasi pada hafalan dan membutuhkan situasi yang kondusif, yaitu berupa tempat yang jauh dari kebisingan dan gemerlap lampu, menjauhi dari tempat bermain anak-anak, serta menjauhkan diri dari kesibukan. Menghafal Al-Qur'an hukumnya fardhu kifayah. Artinya tidak semua orang Islam diwajibkan menghafal Al-Qur'an. Kewajiban ini sudah cukup terwakili dengan adanya beberapa orang yang mampu menghafalkannya (Vidiawati, 2019).Dalam menghafal Al-Qur'an dibutuhkan suatu cara atau metode yang digunakan agar hafalan Al-Qur'an menjadi terprogram. Metode yang digunakan ini juga diharapkan nantinya dapat membantu hafalan menjadi efektif. Di zaman yang serba canggih pada saat ini, kitabisa menemukan banyak sekali metode yang bisa digunakan utnuk membantu proses menghafal Al-Qur'an (Yaumi, 2004). Hal ini bisa kita temui di media elektronik dan juga di media cetak. Selain itu, kita juga dapat menemukan dan mengikuti metode tahfid Al-Qur'an yang dipakai pada instansi pendidikan formal atau pun non formal. Dalam melaksanakan metode tahfidz Al-Qur'an hendaknya dipandu dan dibimbing langsung oleh pemandu tahfidz yang berkompeten dalam menghafal Al-Qur'an. Hal ini bertujuan agar hafalan yang sudah kita dapatkan bisa dipantau dan dibina oleh guru tahfidz jika terdapat kesalahan(Bachri, 2010).Metode tahfidz sabaq, sabqi dan manzil adalah metode yang cukup efektif dalam meningkatkan hafalan santri. Metode ini pertama kali diterapkan di Indonesia oleh Ustadz Devis Said sebagai ketua program tahfidz, yang beliau mendapatkan metode ini dari Ustadz Abbas Baco Miro, Lc. MA dari Pesantren Al-Birr Makassar dimana beliau pernah menuntut ilmu di Pakistan dan mendapat sanad bacaan dari Syaikh Maulana Dhiyaur Rahman di Ma'had Sirajul Hidayah Pakistan. Oleh karena itu, metode ini sering disebut dengan metodePakistani. Setiap hari, santri mendapat pelayanan 4 kali kesempatan untuk setoran kepada ustadz dengan bimbingan tenaga pengajar yang berpengalaman (Ahmad, 2013, p. 9).Sekolah pendidikan yang menjadikan tahfidz sebagai program unggulan yaitu Sekolah Swasta Islam Utsman Bin Affan . Selama 3 tahun terakhir ini program tahfidz di Sekolah Swasta Islam Utsman Bin Affan baik tingkat SD mau pun SMP metode tahfidz Sabaq, Sabaqi,dan Manzil. Kualitas hafalan siswa mengalami perubahan dan peningkatan yang signifikan. Terbukti dengan sebagian besar siswa mampu menyelesaikan target hafalan minimal 1 juz dalam 1 semester. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan metode sabaq, sabqi dan manzil dalam pembelajaran tahfidz di Sekolah Swasta Islam Utsman Bin Affan baik tingkat SD dan SMP, untuk menganalisis pelaksanaan metode sabaq, sabqi dan manzil dalam pembelajaran tahfidz di SD dan SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan.
2. Metode
Untuk mengevaluasi hasil pengabdian kepada masyarakat digunakan motode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (Muhadjir, 2000). Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Menurut Creswell penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan-pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. (Sugiyono, 2021) Penelitian ini akan memberikan gambaran empiris mengenai penerapan metode sabaq, sabqi dan manzil dalam pembelajaran tahfidz di SD dan SMP Swasta Iskam Utsman Bin Affan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan yang berusaha mengungkapkan kenyataan sosial secara keseluruhan utuh dan tuntas.Studi yang dilakukan penulis merupakan penelitian yang bersifat penelitian lapangan (field research). prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan-catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.11 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang struktur organisasi, tenaga pendidikan, jumlah sisw halqah al-Quran, dan data lain yang diperlukan dalam penelitian.Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian, karena dengan analisa data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan menamai populasinya serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca. Langkah utama dalam analisis data adalah pengumpulan data, perbaikan kerangka data sehingga lebih akurat, menyusun unsur-unsur datayang lemah secara empiris sehingga lebih bermakna.Orientasi umum penelitian ini terletak pada aspek bagaimana implementasi metode hafalan "Sabaq, Sabqi, Manzil" di Sekolah Swasta Islam Utsman Bin Affan dapat memotivasi siswa menyelesaikan hafalan al-Quran, untuk itu metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang telah dihimpun yang kemudian diseleksi, disusun secara sistematis, serta dianalisa dengan mengaitkan data satu dengan lainnya yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan
3.Hasil
Menghafal al-Quran merupakan kebutuhan umat Islam sepanjang zaman. Sebuah masyarakat tanpa menghafal al-Quran akan sepi dari suasana al-Quran yang semarak. Oleh karena itu, pada zaman Rasulullah Saw mereka mendapatkan kedudukan khusus sampai ketika mereka sudah menjadi syuhada'. Dan umat Islam tidak akan meraih izzah-nya kecuali dengan kembali kepada al-Quran secara utuh.Ibnu Abbas meriwayatkan hadis secara marfu', bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: "Orang yang tidak mempunyai hafalan al-Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang akan runtuh." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan shahih). Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang Rasulullah Saw gambarkan bagi orang yang mahir membaca al-Quran dalam sabdanya: "Orang yang membaca al-Quran sementara dia mahir, maka dia bersama para malaikat yang baik (yang mulia lagi berbakti), sedangkan orang yang membaca al-Quran dan terbata-bata membacanya lagi sulit baginya maka dia mendapat dua pahala." (HR. Bukhari Muslim).Awal dari ilmu adalah menghafalkan kitabullah dan memahaminya, sedangkan al-Quran adalah pokok dari semua ilmu, siapa yang menghafalkannya sebelum usia baligh, kemudian meluangkan waktunya untuk mempelajari apa yang dapat membantu memahaminya yaitu bahasaArab, maka hal itu adalah penolong terbesar untuk mencapai tujuan dalam menghafal dan memahami al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad Saw.Metode menghafal al-Quran "Sabaq, Sabqi, Manzil" adalah metode unggulan yang diambil dari negara Pakistan. Pelaksanaan metode ini biasanya diikuti dengan pendekatan Talqin (klasikal), sehingga metode "sabaq, sabqi, manzil" dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa disetiap jenjang pendidikan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: Sabaq adalah penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santri setiap harinya, Sabqi adalah hafalan sabaq yang sudah lalu yang belum mencapai target 1 juz, sedangkan Manzil adalah simpanan hafalan yang sudah mencapai 1 juz penuh/ lebih.
Target selama 6 tahun di SD Swasta Islam Utsman Bin Affan adalah 3 juz dalam al-Quran sedangakn target 3 tahun di SMP Swasta Islam Utsman Bin Affan adalah 3 Juz dalam Al Qur'an , maka secara terperinci setiap siswa harus menyetorkan hafalannya 3 juz per tahun, 1 juz per semester, dan 1 juz per mid semester. Ketika kita perinci lagi maka dalam satu bulan seorang siswa harus menambah hafalan baru 6 lembar agar target yang ditetapkan oleh sekolah dapat terealisasi.Faktor pendukung pembelajaran Taful Quran di Srkolah Swasta Islam Utsman Bin Affan antara lain berasal dari diri siswa, ustdz dan ustadzah, orang tua maupun lingkungan. Maka kita dapat merinci menjadi beberapa hal sebagai berikut: faktor siswa, faktor ustadz dan ustadazah, faktor orangtua, faktor waktu, faktor lingkungan, dan faktor metode. Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam menghafalkan al-Quran antara lain: faktor siswa, faktor ustdz dan ustadzah, faktor orangtua, faktor waktu. Beberapa hasil positif dari penerapan metode "sabaq, sabqi, manzil" di Sekolah Swasta Islam Utsman Bin Affan menghasilkan diantaranya menjadikan para siswa semakin bersemangat untuk menyelesaikan hafalan al-Quran 30 juz, membantu siswa dalam memahami dan menghafalkan dasar-dasar ajaran Islam berupa dalil-dalil dari ayat al-Quran.
4.Kesimpulan