Lihat ke Halaman Asli

Tulis Ansa

Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

G.G.P. (Gara-Gara Pentol)

Diperbarui: 25 Maret 2022   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

G.G.P.  (Gara-gara PentoL)

by Andiyasa

Malam yang sunyi Tissa dengan serius mengerjakan tugas laporannya yang hampir mendekati Dedline, karena besok pagi laporan penelitian itu sudah harus dikumpulkan kepada dosen pengajarnya, sebenarnya tugas itu sudah seminggu diberikan namun seperti biasa otak Tissa tidak bekerja selama satu minggu itu dan ketika deline baru ide dan pikiran-pikirannya mengalir seperti air terjun riam sanggau ledo. Kata perkata ia ketik dikeyboardnya,  halaman perhalaman mulai terisi, kecepatan ia mengerjakan laporan tidak lain karena dibantu juga oleh Mbah gugel karena jikakalau sempat kuotanya habis mungkin dia mengerjakan baru setengah halaman. Disamping itu Liya temannya satu kos sudah nyenyak tidur, berbanding terbalik dengan Tissa, Liya selalu mengerjakan tugas kuliahnya dihari pertama tugas itu berikan. Liya dan Tissa adalah mahasiswa prodi sosiologi namun berbeda kelas, mereka berdua  menempati sebuah kos yang baru ditinggalinya selama lima hari. Kos sederhana dengan ukuran segi empat sedikit memanjang dengan dua tempat tidur. Karena selain harganya yang sedikit murah dibanding harga yang lainnya, kos baru mereka juga sangat tenang karena jauh dari jalan besar dan keramaian

Ditengah keseriusan dalam mengerjakan laporan, tiba tiba Tissa mendengar sesuatu dibalik diluar pintu kosnya, (suara pijakan kaki dan gedoran pintu.) Tissa pun memberhentikan ketikannya, Ia takut ada orang yang berniat mencuri motornya karena berada diluar kos. Dengan sedikit ragu ia  berdiri mendekati pintu, berjalan dengan perlahan lalu membuka membuka pintu (sura pintu)lalu keluar ia melihat sekelilingnya dan tidak ada siapa-siapa lalu ia mengunci mati stang motornya, ia pun kembali ke laptopnya.

Empat jam telah berlalu akhirnya Ia selesai mengerjakan laporan penelitiannya  yang berjudul "Analisa Data respon masyarakat terhadap perkembangan berita covid-19 dimedia social"

Tissa menjatuhkan badannya ketempat tidurnya "Akhirnya... selesai juga ya tuhannnnn." Kata Tissa sedikit agak keras, ia mereganggangkan otot-otot badannya yang telah kaku sehingga membuat temannya Liya yang sudah tidur akhirnya terbangun.

Liya yang terbangun dan masih mengumpulkan nyawanya pun berkata, "Berisikkkk," ucap Liya dengan melempar bantal kepada Tissa.

Tissa yang merasa lelah karena telah bertempur menyeimbangkan fisiknya dan otaknya menyebakan ia merasakan lapar. Ia ingin makan sesuatu, namun makanan dikosnya sudah habis tidak tersisa, Stok Mie Instan dan telur pun sudah habis,

Tissa menhampiri Liya yang duduk seperti patung "Liya, gua laper ni, temenin beliin makanan dong, gua pengen makan nasi goreng abu-abu tanpa kecap asin sama sayur please."

"Ya ampun, Tiss, burung hantu menangis denger omongannya lo, liat waktu dong kalo lagi laper, ini udah jam setengah 12, mana ada orang jualan tengah malam buta seperti ini, lagian takut ah jalan di daerah sini kan sepi kalo malem," ucap Liya, lalu menguap dengan mulutnya yang terbuka lebar seperti ingin melahap apa yang ada didepannya.

"Ini perut bukan perasaan Liya yang bisa gua tahan lagian kata anak kos sebelah, si Kunti  ada warung nasi goreng sampai jam 12 malem, diujung dekat jalan bersar pleaseeee, setengah jam lagi tutup ni,"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline