Jamuran... jamuran...ya ge ge thok...
jamur apa ya ge ge thok...
Jamur payung, ngrembuyung kaya lembayung,
sira badhe jamur apa?
Membaca lirik diatas teringat waktu kecil ketika bermain dengan teman-teman sebaya. Ketika masa itu banyak sekali permainan-permainan tradisional yang mempunya karaktersitik anak-anak. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu tak tersiar lagi tembang-tembang lagu dolanan.
**
Mengapa saya pilih lagu diatas? Anda mungkin paham bahwa permainan jamuranlah yang sangat menarik dari permainan-permainan yang lainya. Walaupun permainan tradisional tak kalah seru dengan jamuran. Tapi saya tatap memilih jamuran. Karena dipermainan ini ada yang unik. Ketika salah satu dari kawan tidak bisa memenuhi permanian ini maka sang kawan tersebut akan menjadi tawanan untuk dihukum. Apa hukumnya? Tentu saja hal yang sederhana. Yaitu memilih salah satu jamuran yang belum disebutkan misal Jamur ketek menek. Maka semua peserta harus bisa memanjat pohon seperti kera bergelantungan di atas. Jika tidak bisa maka akan terkena hukuman.
**
Nah, ini dia jamuran yang dinanti-nanti oleh semua peserta. Yaitu jamur dandang bocor. Tahu kenapa? Karena permintaan ini diharuskan semua bisa kencing..wkwkwk.Tidak boleh ditutupi. Semua harus diteliti oleh pihak yang memberikan jamur. Kalau tidak bisa kencing maka peserta akan dihukum. haha...Ini yang membuat ku suka pada permainan jamuran. Kita bermain sambil melihat anunya cewe...wkwkwk...
**
Tapi semua itu hilang, sudah ditelan oleh jaman. Sudah tak ada lagi permainan-permainan yang membuat kita tertawa ngakak. Walaupun permainan jamuran sedikit agak senonok, tapi permainan itu sebenarnya mempunyai filsafat yang tinggi. Yaitu mmemberikan rasa kebersamaan diantara kita tanpa pandang bulu, antara miskin, kaya, jelek, ganteng, cantik, dsb. Semua sama, jika tidak bisa maka akan terkena hukuman. Tidak seperti sekarang. Terkena hukuman malah membrontak tidak mau.