Lihat ke Halaman Asli

Dalam Genggaman Fluktuasi: Peran Nilai Tukar Rupiah dalam Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 11 November 2024   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.homecare24.id

Nilai tukar rupiah memainkan peran sentral dalam perekonomian Indonesia, sebuah negara yang memiliki ketergantungan tinggi pada perdagangan internasional dan investasi asing. Di tengah ketidakpastian global, fluktuasi nilai tukar menjadi isu yang semakin signifikan dan berdampak luas pada stabilitas ekonomi Indonesia. Meski Bank Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang yang terkelola/managed floating exchange rate, nilai rupiah tetap berfluktuasi dipengaruhi oleh arus modal asing, kondisi ekonomi global, dan kebijakan domestik. Sejauh mana peran nilai tukar ini memengaruhi perekonomian Indonesia, dan bagaimana pemerintah mengelola risiko dari volatilitas ini?

Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkelola: Antara Kebebasan dan Pengendalian

Indonesia mengadopsi sistem nilai tukar mengambang terkelola sejak krisis finansial Asia 1997-1998, yang memaksa banyak negara di kawasan ini, termasuk Indonesia, untuk beralih dari sistem nilai tukar tetap ke nilai tukar yang lebih fleksibel. Dalam sistem ini, nilai tukar rupiah ditentukan oleh mekanisme pasar, namun Bank Indonesia tetap memiliki kendali untuk melakukan intervensi guna mencegah fluktuasi yang terlalu drastis. Intervensi ini biasanya dilakukan melalui operasi pasar terbuka, seperti pelepasan cadangan devisa, atau penyesuaian suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya tarik instrumen investasi dalam rupiah.

Sistem mengambang terkelola memungkinkan fleksibilitas dalam merespons dinamika global, tetapi juga menuntut perhatian ekstra, mengingat setiap perubahan besar dalam kurs dapat mengganggu keseimbangan ekonomi. Ketika rupiah terdepresiasi secara tajam, misalnya, Bank Indonesia biasanya turun tangan agar volatilitas tidak mengganggu sektor riil maupun sektor keuangan.

Peran Nilai Tukar dalam Stabilitas Ekonomi dan Sektor Riil

Nilai tukar berperan penting dalam beberapa aspek perekonomian, terutama dalam hal inflasi, neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak signifikan dari fluktuasi nilai tukar:

1. Dampak pada Inflasi dan Daya Beli

Nilai tukar yang berfluktuasi memengaruhi harga barang-barang impor, khususnya barang modal dan bahan baku yang masih banyak didatangkan dari luar negeri. Saat rupiah melemah, biaya impor meningkat, yang berdampak pada harga produk akhir di pasar domestik. Kenaikan harga ini dapat memicu inflasi dan melemahkan daya beli masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok berpenghasilan rendah. Dalam situasi ini, Bank Indonesia sering kali menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas rupiah dan mengendalikan inflasi. Namun, langkah ini membawa konsekuensi lain bagi dunia usaha yang bergantung pada pembiayaan berbunga rendah.

2. Dampak pada Ekspor dan Neraca Perdagangan

Depresiasi rupiah sebenarnya bisa menguntungkan sektor ekspor, karena harga produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global. Namun, manfaat ini sering kali dibatasi oleh ketergantungan tinggi pada bahan baku impor. Produk ekspor seperti barang-barang manufaktur masih mengandalkan impor bahan baku, sehingga depresiasi rupiah juga menaikkan biaya produksi. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mendorong industri yang memiliki kandungan lokal tinggi agar manfaat dari pelemahan rupiah bisa lebih maksimal dirasakan oleh eksportir domestik

3. Dampak pada Investasi Asing dan Arus Modal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline