Lihat ke Halaman Asli

Andhini Febyrianti

Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

Apakah Pancasila Masih Relevan Sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia?

Diperbarui: 15 September 2024   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang sudah seharusnya dipahami dan dijadikan sebuah pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun di tengah perkembangan zaman yang terus terjadi, banyak pertanyaan yang muncul, apakah Pancasila masih relevan sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia?

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dirumuskan selama periode penting dalam sejarah bangsa. Diusulkan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dirancang untuk menyatukan bangsa yang baru merdeka dan beragam budaya. Lima prinsip dasar Pancasila dimaksudkan untuk mengatasi tantangan masyarakat yang masih terpecah-pecah dan menyediakan kerangka kerja untuk pemerintahan dan ikatan sosial. Di era saat ini, yang ditandai dengan globalisasi yang cepat, kemajuan teknologi, dan pergeseran sosial-politik, penting untuk mengevaluasi apakah Pancasila masih relevan sebagai ideologi bagi Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi yang reformatif, dinamis dan terbuka. Artinya, ideologi Pancasila bersifat kekinian, dinamis dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun perlu diingat jika keterbukaan ideologi Pancasila tidak berarti merubah nilai-nilai inti yang terkandung di dalamnya. Keterbukaan ideologi Pancasila ditujukan pada penerapannya dalam melakukan pemecahan masalah nyata yang terjadi pada masyarakat di era modern ini. Meski perkembangan modern terus terjadi, namun nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila tidak akan luntur.

Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dimaksudkan untuk memastikan kerukunan umat beragama dan penghormatan terhadap semua agama. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menekankan hak asasi manusia dan martabat manusia, yang penting bagi negara yang baru berdaulat. Prinsip Persatuan Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan identitas nasional yang kohesif, sementara Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan mendukung sistem pemerintahan yang didasarkan pada konsultasi dan pengambilan keputusan bersama. Terakhir, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia berusaha untuk mempromosikan kesetaraan dan mengatasi kesenjangan sosial.

Pancasila muncul dari kebutuhan untuk membangun identitas nasional yang menyatukan di tengah perbedaan etnis, budaya, dan agama Indonesia yang beragam. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila saling berkaitan dan menopang satu sama lain, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa merubah orisinalitas dan makna Pancasila.

Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa. Sebagai sebuah negara yang dikenal dengan keberagaman agamanya, tentu saja pancasila masih sangat relevan di Indonesia. Terdapat nilai dan prinsip yang serupa dalam sila pertama pancasila dengan agama yang tidak dapat dipisahkan, yaitu ajaran tentang nilai-nilai universal kemanusiaan sebagai makhluk tuhan. Agama dan Pancasila membawa nilai-nilai kemanusiaan yang tetap ada dalam nurani bangsa dan tidak akan hilang seiring waktu meskipun perkembangan zaman terus terjadi. Nilai-nilai tersebut akan tetap relevan dalam masyarakat Indonesia. Di era saat ini, memahami hakekat berpancasila dalam beragama adalah suatu hal penting yang harus diterapkan untuk menjaga hubungan baik dan perdamaian dalam kehidupan masyarakat.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Komitmen terhadap Kemanusiaan yang Adil dan Beradab terus bergema dalam konteks saat ini. Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam memajukan hak asasi manusia, isu-isu seperti ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial masih ada. Nilai kemanusiaan mulai terkikis dari jati diri bangsa Indonesia. Semakin banyak ditemukan kasus-kasus pelanggaran HAM serta isu-isu ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Maka dari itu Pancasila masih relevan di era saat ini untuk mengatasi hal-hal tersebut dengan memupuk kesadaran bahwa pancasila sebagai ideologi bangsa harus tetap diterapkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan arah dan jati diri.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Prinsip Persatuan Indonesia semakin penting di era ketika regionalisme dan politik identitas sedang meningkat. Seruan Pancasila untuk persatuan nasional di tengah keberagaman berfungsi sebagai penyeimbang terhadap potensi kekuatan yang memecah belah. Dalam dunia globalisasi di mana identitas lokal dan global saling bersinggungan, menjaga kohesi nasional dan menumbuhkan rasa tujuan bersama sangatlah penting. Penekanan Pancasila pada persatuan membantu menangkal fragmentasi dan mempromosikan identitas nasional yang kohesif.

Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Prinsip Demokrasi yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Rakyat mencerminkan inti dari praktik demokrasi Indonesia. Meskipun proses demokrasi menghadapi tantangan seperti korupsi dan polarisasi politik, seruan Pancasila untuk demokrasi musyawarah tetap relevan. Penekanan pada pengambilan keputusan kolektif dan kebijaksanaan dalam pemerintahan sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi partisipatif, yang penting untuk mengatasi masalah-masalah politik kontemporer dan memastikan pemerintahan yang efektif.

Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ketimpangan ekonomi dan stratifikasi sosial merupakan masalah mendesak yang menantang prinsip keadilan sosial. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui implementasi nilai keadilan sosial, diharapkan setiap individu di Indonesia dapat menikmati hak-haknya tanpa adanya diskriminasi, sehingga tercipta masyarakat yang adil dan sejahtera.

Meskipun Pancasila tetap menjadi ideologi yang relevan dan membimbing, mengadaptasinya di era saat ini sangatlah penting. Laju globalisasi dan kemajuan teknologi yang cepat menghadirkan kompleksitas atau permasalahan baru yang tidak diantisipasi oleh rumusan awal Pancasila. Isu-isu seperti kesenjangan digital, kelebihan informasi, dan tekanan ekonomi global memerlukan interpretasi modern terhadap prinsip-prinsip Pancasila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline