Lihat ke Halaman Asli

Andhika Zulkarnaen

Founder of Cultura Magazine

Kehidupan Nyata Seorang Entrepreneur

Diperbarui: 26 Mei 2024   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.star2.com

Banyak orang bermimpi memulai sebuah bisnis, tapi tidak pernah mengambil langkah pertama. You need courage, and the mindset of an entrepreneur, to test the waters in the ocean of startups.

Masuk ke dunia bisnis adalah sesuatu yang menantang, karena ini  adalah jalan menuju kebebasan diri (waktu) dan kebebasan finansial. You know it's not an easy journey! Kita harus menanggung banyak rasa sakit. Menakutkan memang untuk  meninggalkan pekerjaan tetap dan mengikuti passion. 

Kita banyak  mendengar kisah sukses dari bisnis, tapi sedikit yang memberitahu kita  berapa banyak kegagalan yang terkubur di bawah kesuksesan itu (apalagi  di dunia startup digital yang ramai saat ini).

Entrepreneurship is for brave hearts   

  • Harus kuat mental
  • Harus berani mengubah mindset
  • Kita tidak bisa mengumpulkan uang dalam satu malam
  • Partner (co-founder) bisa meninggalkan kita pertengahan jalan
  • Siap-siap tidak punya uang dan hidup susah
  • Siap untuk dijauhi orang lain
  If you're not a risk taker, you should get the hell out of business. --- Ray Kroc (McDonald's)

Awal memulai terjun ke dunia entrepreneurship, saya mulai kesulitan  konsentrasi dan membuat keputusan. Tidak bisa mengingat detail. Selalu  lelah seakan vacuum cleaner menyedot energi saya. 

Sebaliknya, saya  dipenuhi dengan rasa bersalah dan tidak berharga. Saya terus terjaga atau  tidur larut sekali. Saya kehilangan minat pada apa yang biasanya saya  suka lakukan. Saya kehilangan nafsu makan dan terus-menerus cemas dengan  perasaan kosong.

Ini fakta bahwa stres dan kecemasan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan saya saat ini dengan berbagai macam  konsekuensi.

I was broke (again). My personal life was a mess, and most  importantly, I felt that I could not speak to anybody about my troubles  because I felt nobody would understand.Para pengusaha di lingkaran  saya bukan teman baik dan kebanyakan teman baik saya bekerja sebagai  profesional yang digaji, mereka tidak akan mengerti berapa banyak  pengorbanan yang sudah saya tuangkan untuk bisnis ini. Saya menyalahkan  diri sendiri karena kurangnya keberhasilan dan mulai berharap akan  sesuatu yang baru.

Side effects of Entrepreneurship

  • Frustration. Salah satu yang membuat frustasi  adalah tagihan bulanan (semua pasti merasakan). Tiap bulan saya  merencanakan sesuatu yang besar, tapi gagalnya rencana juga selalu  datang. Saya tidak bisa menghindari frustasi karna kegagalan, tapi saya  bisa belajar bagaimana menanganinya.
  • Insecurity. Kita sering meragukan keputusan  berkali-kali. Kita tidak akan menemukan orang untuk membantu kita  mengambil keputusan. Ini adalah efek samping menjadi bos untuk diri kita  sendiri.
  • Sleep Disorders. Pola tidur yang buruk mulai  mempengaruhi produktivitas saya. Bagun di waktu yang sama tiap hari  terlepas dari waktu tidur saya. Rutinitas disesuikan otomatis untuk  timing tidur.
  • Self-worth Issues. Mulai meragukan diri sendiri. Setelah kegagalan terus menerus, saya mulai merasa tidak layak. Persistence and perseverance are keys to tackling such a situation.
Anxiety, Depression and Panic Attacks are not signs of weakness. They  are signs of trying to remain strong for way too long. --- Deepika  Padukone

So, you're depressed, huh?

Depression is not just stress, nor is it only sadness. Depression is an illness. "It is sadness plus."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline