Dalam hal menulis sejarah, pasti ada beberapa ditemukannya sebuah kesalahan-kesalahan penulisan. Seorang sejarawan pun dalam hal menulis sejarah pasti ditemukannya sebuah kesalahan-kesalahan. Kesalahan yang ditemukan dalam kepenulisan sejarah bisa ditemukan dalam sebuah kegiatan penelitian, tentu saja bagi seorang sejarawan dalam melakukan penelitian memerlukan sumber yang faktual dan akurat supaya bisa mendukung kegiataan penelitian tersebut. Adapun kesalahan dalam penulisan yang sering dilakukan oleh sejarawan ketika menulis sejarah akan disesuaikan dengan urutan penelitian. Jadi ada kesalahan pemilihan topik; kesalahan pengumpulan sumber; kesalahan verifikasi; kesalahan interpretasi; dan kesalahan penulisan. Contoh-contoh yang dikemukakan biasanya bersifat imajiner.
Merumuskan atau memilih sebuah tema ataupun topik merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan ketika akan menulis sejarah. Sebab tanpa adanya sebuah topik yang akan dipilih pekerjaan sebelumnya tidak akan terselesaikan, akan tetapi dalam hal menentukan sebuah topik seorang sejarawan harus hati-hati dan teliti, karena harus merajuk pada sebuah fakta yang sebenarnya terjadi bukan hanya opini secara emosional dan intelektual saja . Ada beberapa kemungkinan dalam kesalahan memilih topik ini seperti kesalahan basconian, kesalahan yang terlalu banyak pertanyaan, kesalahan metafisk, serta kesalahan topik fiktif. Kesalahan dalam hal kepenulisa tentu banyak sekali ditemukan, bukan hanya kesalahan pada pemilihan topik saja.
Dalam hal menulis tentu seorang sejarawan harus tau sumbernya datang darimana, dalam hal mengumpulkan sumber ini, pasti tentunya ditemukan sebuah kesalahan-kesalahan. Kesalahan dalam pengumpulan sumber merupakan langkah terpenting dari seorang sejarawan yang akan mau menulis sejarah, tanpa adanya sumber sejarah tidak bisa ditulis. Ada beberapa kemungkinan kesalaham-kesalahan dalam pengumpulam sumber ini; seperti hal nya kesalahan holisme, kesalahan pragmatis, kesalahan ad hominem, kesalahan kuantitaf, serta kesalahan estetis.
Adanya verifikasi atau kritik dalam penelitian sejarah, seorang sejarawan harus fasih akan hal itu, dalam tahap verifikasi ini tentunya juga ditemukan kesalahan . Sejarawan harus berusaha mengemukakan objektivitas, salah satu diantaranya dengan sungguh-sungguh menerapkan kritik sejarah dan menghindarai kesalahan. Ada beberapa kemungkinan kesalahan dalam verifikasi ini, seperti halnya kesalahan kesalahan post hoc, propter hoc.
Pada tahap interpretasi pasti ditemukannya sebuah kesalahan dalam usaha memberikan penjelasan sejarah, seorang sejarawan lupa bahwa ia terikat oleh sebuah logika yang telah diterima oleh semua ilmu. Kemampuan mengumpulkan sumber harus disertai dengan kemampuan menjelaskan. Seperti hal nya kesalahan pluralisme yang berlebihan, kesalahan tidak membedakan alasan, sebab, kondisi, dan motivasi.
Adapun pada tahap penulisan atau historiografi pastinya juga ditemukan kesalahan. Pada historiografi seorang sejarawan mengembangkan sejarah sebagai displin ilmiah, pada kesalahan penulisan seperti halnya kesalahan argumentasi, kesalahan narasi, serta kesalahan dalam hal generalisasi. Dalam hal menulis tentu ada kekeliruan yang dilakukan seorang sejarawan, tetapi tetap mengacu pada peristiwa ataupun kejadian yang faktual yang sebenarnya terjadi, bukan mengada-ngada atau bahkan memanupulasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H