Kota Batu-- Jati diri bangsa ada karena budaya. Kekayaan budaya yang ada di Indonesia patut ditanamkan kepada anak usia dini agar bangga pada negara dan tidak melupakan identitasnya.
Menyadari pentingnya hal tersebut, mahasiswa KKN Tematik kelompok 14 Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang bertekad turut serta membantu menanamkan sikap peduli budaya lokal pada anak usia dini.
Menargetkan Sekolah Jawa di Desa Ngaglik sebagai desa tempat pengabdian, Kelompok 14 KKN Tematik JSI merancang variasi program dengan mengusung tema 'Peduli Lingkungan dan Budaya Lokal'.
Sekolah Jawa di Desa Ngaglik adalah lembaga nonformal tanpa pemungutan biaya yang baru berjalan sejak Januari 2021 sebagai bentuk inisiatif dan kepedulian Bapak Su'ud terhadap budaya lokal Jawa.
Selaku inisiator, Bapak Su'ud memaparkan bahwa sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya karena dirancang secara menyenangkan dan membaur dengan alam agar anak-anak di Desa Ngaglik dapat belajar mengenali budaya lokal dengan gembira.
"Hal paling menarik, anak-anak yang belajar di sana diwajibkan menggunakan pakaian adat Jawa, minimal memakai undheng. Hal itu sebagai pembelajaran agar anak-anak tau rasanya belajar seperti orang jawa zaman dahulu," ujar Bapak Su'ud saat memperkenalkan kegiatan Sekolah Jawa.
Diawali pada tanggal 6 Februari 2021, mahasiswa KKN merancang beberapa program berupa produk dan kegiatan untuk ditawarkan. Program yang telah dirancang disambut baik oleh Bapak Su'ud selaku inisiator Sekolah Jawa yang berpusat di Kantor Lurah Ngaglik, Kota Batu.
Selanjutnya mahasiswa KKN melakukan beberapa modifikasi pada rancangan produk dan program agar cocok diterapkan dan memenuhi pembelajaran.