Seorang gadis yang di manjakan oleh kedua orang tuanya kini sudah memasuki usia remaja. Anindira Yashica Marwa, yang akrab di panggil Anin. Namanya memiliki arti wanita pemberani yang kuat. Wanita yang berparas cantik, berkulit sawo matang, berambut panjang hitam, dan bertubuh mungil. Kini ia turun dari sepeda motor untuk memasuki halaman sekolahnya "Kakak belajar yang pinter ya, nanti pulang sekolah ayah jemput" ucap seorang laki laki yang tersenyum melihat anak pertamanya itu. "Oke ayah" sembari mencium tangan sang ayah.
Anin memasuki halaman sekolahnya dengan rasa semangat yang tinggi. "Akhirnya ketemu Diyara lagi yeay" ucap Anin dengan sangat excited. Diyara adalah sahabat Anin. Anin pun jalan memasuki lorong-lorong di sekolahnya, dan belok kiri untuk memasuki ruang kelasnya. Di dalam kelas belum ada orang satupun tetapi jam sudah menunjukan 06:50 wib yang tandanya bel sebentar lagi akan berbunyi. Sambil menunggu teman sekelasnya datang, Anin meluangkan waktu untuk membaca buku. Jam telah berlalu sekitar lima belas menit, kelas Anin sudah mulai terisi, tetapi yang ditunggu tunggu oleh Anin belum memunculkan batang hidungnya.
"Aninnn duduk sama siapa?"
"Eh haiii, apa kabarrr? Aku masih duduk sama diyara" ucap anin
"Lah diyara bukanya udah pindah ya"
"Hah diyara udah pindah? Kata siapa??" ucap anin terkejut.
"Seriusss.. Kata mama nya waktu pembagian raport semester satu kemarin Diyara mau pindah ke Bali"
Di hari pertama untuk memulai sekolah dengan semangat, Anin mendapatkan kabar bahwa sahabatnya sudah pindah sekolah. Sedih rasanya di tinggal sahabat tanpa sepengetahuan dirinya padahal banyak cerita yang harus di ceritakan kepada sahabatnya, Diyara.
Hari ke hari Anin belum menemukan sahabat seperti sosok diyara. Hingga pada saat jam istirahat Anin pergi ke kantin dengan Alea, Anin melihat seorang laki-laki yang bertubuh tinggi, berambut gondrong, bermata coklat dan berpakaian kurang rapih seperti penampilan anak nakal di sekolah pada umumnya. Anin melihatnya dengan sangat kagum dengan ketampanan nya. Anin merasa tertarik pada saat itu. Anin menyimpan rasa kagumnya berbulan bulan.
Anin mencari tau sendiri tentang biodata laki laki itu. Anin berfikir keras gimana caranya agar bisa tau namanya, dengan rasa penasaran nya yang menggebu-gebu tiba tiba Anin kepikiran untuk membuka followers di akun instagram sekolahannya "semoga dia ngefollow akun sekolah ya hehe" ucap anin sambil tersenyum. Anin yang bersemangat meng scroll lima ribu followers di akun instagram sekolahnya dan sambil melihat satu persatu profil di akun itu. Dengan ke sotoy an nya, Anin mengklik salah satu akun yang berfollowers lumayan banyak, yang ber username @Jexndrgntr_.
"Kayanya ini deh akun ig nya" ucap anin, di akun @jexndrgntr_ tidak ada postingan satupun. "Jeandra Xavi Dirgantara" nama yang terpapar di akun instagramnya. Anin langsung terpikirkan untuk mengecek namanya di facebook, ternyata benar itu adalah cowo yang dilihat anin waktu itu. "Wah namanya keren yaa" ucap anin dalam hati. Anin yang setiap hari melihat Jeandra, hingga akhirnya anin ingin sekali bercerita kepada Alea, tetapi Anin bernyali kecil untuk bercerita kepada teman nya itu.
Hari ke hari Anin memperhatikan sosok Jeandra dari kejauhan. Alea sadar bahwa Anin akhir akhir ini sering memperhatikan Jeandra.
"Anin lagi mikirin apa sih?" tanya Alea.
"Ehh engga lea, ga mikirin apa apa" ucap anin terbata bata.
"Bohongg, pasti lagi mikirin sesuatu kan hehe" ucap Alea sembari tersenyum tipis
"Eh hem gimana ya, saya sungkan mau ceritanya juga hehe" ucap anin yang ragu untuk bercerita
"Gapapa cerita aja Anin gausah malu, gaakan bilang orang orang deh janji" ucap alea meyakinkan Anin untuk bercerita.
"Janji yaaa.. secret" ucap anin yang menyodorkan kelingking kanan nya kepada alea.
"Yaa i'm promise" ucap alea sembari mencantelkan kelingking kanan nya kepada anin.
Anin menceritakan semuanya kepada Alea mulai dari pertama Anin lihat Jeandra di kantin waktu itu, lalu anin mencari biodatanya tentang Jeandra, dan masih banyak lagi tentang Jeandra yang di ceritakan oleh Anin kepada Alea.
"Hah?! Serius Anin suka sama Jeandra?" ucap alea terkejut mendengar cerita Anin.
"Sut.. jangan keras keras leaaa, nanti terdengar oleh orang lain" ucap Anin yang ikut terkejut mendengar suara Alea yang sangat keras
"Anin kamu gatau ya kalau Jeandra itu termasuk anak nakal di sekolah ini" ucap Alea tegas
"Hemm iya sih.. Kelihatan dari penampilanya juga, tapi kan aku cuma suka aja kalau lihat dia" ucap Anin
"Ohh gitu yaa, jangan sampe suka dia ya Anin, soalnya dia nakal hehe" ucap Alea memberi nasihat kepada Anin.
Keesokan harinya, Anin seperti biasa turun dari sepeda motor dan berpamitan dengan ayahnya. Saat Anin masuk ke gerbang sekolah, tiba tiba semua yang berada di sekitar lapangan sekolah matanya tertuju pada Anin. "Kok semua orang pada ngelihatin aku ya? Apa ada yang salah dengan penampilan aku hari ini?" ucap Anin dalam hati.
Anin tetap terlihat santai di hadapan orang-orang, walaupun di hatinya Anin sagat malu di lihat dari ujung kaki sampai ujung kepala tanpa tau alasannya kenapa. Sampai di kelas ternyata teman teman anin semuanya matanya tertuju pada Anin.
"Temen-temen, ada yang aneh ya denganku hari ini?" tanya anin kepada teman-temannya.
"Cieeee witwiw" ucap teman kelasnya serentak.
"Hah kenapa, ada apa dengan aku?" ucap anin terheran-heran.
Anin pun langsung berjalan menuju tempat duduknya di kiri baris ke 2. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kelasnya Anin.
Tok..tok..tokk