Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) menyimpan banyak cerita yang perlu diketahui banyak orang ,memang industri ini lebih dikenal karena kasus-kasus yang miring entah itu korupsi,suap,dan lainnya,tapi dibalik itu semua ada begitu banyak manfaat ,peran,keuntungan dan kontribusi dari industri ini yang sudah banyak dirasakan manfaatnya ,tapi, belum diketahui olek banyak orang ,maka melalui kompetisi blog ini ,saya mengangkat judul meneropong peran industri hulu migas,saya berharap tulisan dapat memberikan informasi yang berguna juga dapat semakin menambah wawasan kita semua.
Industri hulu migas tergolong sebagai industri ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diambil langsung dari alam, kegiatannya terdiri dari pencarian informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan cadangan minyak dan gas (eksplorasi) dan pengambilan gas dari permukaan bumi untuk dilakukan pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi (produksi) yang kemudian dihasilkan BBM baik itu bensin solar dan lain lain , industri ini menjadi primadona bagi penerimaan negara ,bagaimana tidak ? industri ini menjadi penyumbang terbesar untuk pendapatan negara setelah pajak ,seperti dilansir dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor hulu migas sepanjang 2014 mencapai 28,3 Miliar Dollar AS ,Jika dilihat sari statistik sejak tahun 2009 dimana saat itu harga minyak dunia anjlok di Level terendahnya 47 Dollar AS ,lalu mulai naik secara bertahap ,setidaknya selama kurun waktu 5 tahun terakhir walaupun Produksi minyak nasional terus menurun , tapi pemerintah tetap dapat meningkatkan pendapatan dari sektor migas,hal ini semakin mengukuhkan sektor migas sebagai tulang punggung APBN dari tahun ketahun.
Sumber SKK Migas
Industri hulu migas memang masih menjadi sektor andalan selama beberapa tahun belakangan ini ,tapi bagaimana dengan tahun ini ?Di tahun 2015 ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Menargetkan Penerimaan Negara dari sektor migas mencapai 19,4 Miliar Dollar AS dengan target produksi minyak 840-850 barel per hari(bph) ,angka ini tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan target pada tahun sebelumnya,harga minyak dunia menjadi amat berpengaruh terhadap pendapatan Negara ,Seperti yang dikatakan Kepala Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono jika rata-rata produksi minyak 849 ribu dengan harga US$ 65 per barel maka pendapatan negara US$ 12 miliar. Lalu bila harga minyak US$ 85 per barel maka menyumbang pendapatan sebesar US$ 19 milar, dan jika US$ 105 per barel menjadi US$ 28 miliar, jadi semuanya masih tegantung dari harga minyak tahun ini.
Di Indonesia dari anggaran belanja pemerintah pusat ada dua pos yang selalu menjadi menarik perhatian publik yaitu pembayaran bunga utang Negara dan subsidi,beban subsidi pada tahun 2015 mencapai Rp 433 TriliunBeban subsidi terbesar adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM), BBM dan elpiji, mencapai Rp 246,49 triliun. Sementara itu, subsidi listrik mencapai Rp 72,42 triliun.Pembengkakan belanja subsidi semakin besar karena menigkatnya volume konsumsi BBM bersubsidi ,ini mengakibatkan belanja subsidi energi(BBM + listrik) sejak tahun 2012 lebih besar dari pendapatan industri hulu migas,sehingga menyebabkan penerimaan Negara dari sector hulu migas tergerus oleh belanja subsidi energi.
Sumber (Materi SKK Migas)
Terakhir ,sebagai masyarakat yang notabene adalah pemakai dan pengguna tetap energi entah itu bahan bakar minyak atau listrik maka sudah seharusnya kita tau dan memahami betapa susahnya proses pengolahan minyak dan gas bumi sampai bisa di nikmati oleh kita,oleh karena itu bijaklah dalam menggunakan energi,mulailah dengan diri anda sendiri,ingat!!! menghemat energi agar hidup jadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H