Tangan indah yang dulu lembut berganti keriput. Wajah yang dulu berseri perlahan menua. Rambut hitam yang tebal dan berombak itu kini menipis dan memutih.
Peluh yang kau keluarkan tak terhitung. Air mata yang tumpah dalam sujudmu tak mampu ku jumlahkan. Bagaimana aku bisa membalasmu...
Aku sadar disetiap sibukku ada doamu yang mengantarkan ku. Saat gundahku karena masalah, kau tak henti melantunkan mohon kepada Ilahi...
Ibu...
Aku tahu dibalik senyummu kadang kau menyembunyikan sakit. Harus terlihat tegar dihadapan ku, agar bisa ku melewati kerasnya dunia.
Tapi bagaimana aku bisa lalai. Menengokmu saja kini aku jarang. Padahal rindu mu menggebu...
Tapi bagaimana bisa sehari ku lewatkan tanpa menyapa mu. Padahal suara ku di ujung telponmu sangat kau nanti...
Ibu...
Aku rindu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H