Kamu yang pernah menanyakan kabarku setiap malam. Kamu yang pernah berkata rindu setiap malam. Kamu yang pernah tertawa bahagia disampingku saat menghabiskan malam.
Apa kabar kamu saat ini? Apakah ruh cinta itu tidak lagi di hati mu? Ataukah ruangnya telah berganti isi dengan nama yang lain? Ataukah memang masih aku tapi kamu tak lagi bisa menemukan ku? Begitu tanya ku setiap malam, hingga tak ku sadari hari berganti. Berpuluh purnama tlah terlewati, dan masih seperti ini.
Sementara aku, hanya mampu bertahan dalam kebimbangan. Sesekali berusaha mengingat sakitnya saat kamu berjanji, namun tak kamu tepatinya sampai kini. Agar apa? Agar benci hadir menggantikan cinta dan rinduku kepada mu. Agar apa? Agar aku bisa lupa dan melanjutkan sisa hidup ku.
Sesekali aku berusaha mengingat sisi indah yang kita lewati bersama. Tapi tak habis malam, rembesan demi rembesan air mata itu tumpah. Rubuh aku setiap malamnya karena rindu.
Selamat malam kamu...
Semoga kamu tahu, rindu ku belum mampu berganti benci terhadap mu.
(Ketintang, 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H