Lihat ke Halaman Asli

Sahabatku, "Kepulanganmu" Menyisakan Hujan yang Tak Kunjung Reda

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1301056852766133289

Pagi itu, Selasa 2 maret 2011, antara sadar dan tidak sadar sayup sayup terdengar suara junior saya berteriak teriak masuk ke kamar dengan wajah pucat pasi dia berkata ke kami yang didalam kamar, ada saya, Alam (teman sekamar saya), Budi (mantan teman sekamar saya  yang kebetulan semalam nginap dirumah saya), "Kak Aldi meninggal kak!, beliau tabrakan tadi malam dan meninggal jam satu siang tadi!". "Innalillahi wa innalillahi rajiun..!", serentak dan spontan kami berucap. Saya yang memang semalam tidak tidur agak berat untuk bangun pagi itu,namun setelah mendengar berita dari Kemal, adik tingkat saya itu , rasa kantuk langsung hilang, seakan tidak percaya saya berkata ke adik tingkat saya itu. "Kem, mungkin antum salah dengar kali, orang tua aldi mungkin yang meninggal, atau keluarga aldi, bukan aldi!, atau mungkin bukan Aldi (sahabat saya yang telah bersama saya 5 tahun lebih kami mengarungi samudra ilmu bersama sama, yang kebetulan kami beserta teman yang lain di evakuasi pada kloter terakhir waktu itu karna revolusi di Mesir) tapi aldi alumni KMM yang lain, mungkin ada kesalahan berita, tolong dilihat lagi " ucap saya ke Kemal. Seakan tidak percaya, dengan jantung yang bedetak kencang, gemetaran saya membuka laptop, berkaca kaca sudah mata saya, berharap berita tersebut tidak benar adanya, berharap benar bukan sahabat saya Aldi) yang mengalami tabrakan itu. Tanpa babibu lagi langsung saya buka browser Mozilla dan mengakses situs jejaring social Facebook dengan langsung melihat profil Facebook KMM (Kesepakatan Mahasiswa Minang) dideretan status teratas saya baca pemberitaan dari KMM yang kira kira seperti ini : "Inna Lillahi Wa Inna Ialhiri Raji'un telah berpulang kerahmatullah salah seorang anggota KMM Mesir yang sedang di evakuasi; Admiraldi Avel, hari ini, Selasa, 22 Maret 2011, karena kecelakaan di Batusangkar. Diundang seluruh warga KMM Mesir untuk melaksanakan shalat ghaib di sekretariat FS Al Makki, setelah shalat Magrib" Sontak jantung saya serasa mau copot, ingatan saya kembali ke masa masa silam 5 tahun yang kami jalani bersama, masa masa tertawa dan menangis bersama, semua kenangan itu menari nari di benak saya ketika membaca berita dari KMM tersebut, teringat terakhir kali kami bertemu di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, dengan senyum mengembang dan dandan maskulin dengan rambut terpangkas rapi, kami saling bersenda guraiu sehari sebelum kami dipulangkan ke Padang. Tak terasa mata saya digenangi air mata kesedihan, keheningan mulai menyelimuti kamar saya, teman saya Alam dan Budi diam terpaku, mereka pasti juga sedang merasakan yang saya rasakan dan memikirkan apa yang saya fikirkan tentang kenangan kita bersama Almarhum. Sang penuntut ilmu sejati telah mendahului kami, sebelum semua keinginan dan cita cita yang kita ikrarkan bersama di taman Al Azhar malam itu engkau raih wahai sahabatku. Ingatkah kau ketika malam itu kita bersama sama memandang langit Cairo sahabatku?, menerawang jauh keatas sana dengan mimpi dan cita citamu?, sekarang kau serahkan kepada kami mimpi mimpi kita, dengan senyum indah kau melihat kami dari sana, namun adakah dari kami yang bisa sepertimu sahabat? Yang bisa melebihi kecintaanmu terhadap ilmu dan buku? Adakah dari kami yang bisa duduk berlama lama berkutat dengan buku buku berbahasa arab sepanjang hari, siang dan malam? Adakah yang bisa melebihi semangatmu, setiap hari berjalan mencari ilmu? Setiap hari menghadri talaqqi, sampai sampai kau mau berjalan ke Al Azhar karna bus yang mau kau tumpangi tidak datang datang? Adakah dari kami yang bisa melebihi semangat dan kegigihanmu itu? Ah, pagi yang sangat mendung bagi kami, langit dihati kami menangis mendengar kau telah berlalu. Menyisakan kesedihan bukan hanya bagi saya, teman teman GEN 19, namun bagi semua masisir disini, rasa kehilangan tidak bisa dipungkiri hinggap didada kami yang sesak. Sampai ketika saya menulis tulisan ini kau serasa masih ada disini, dikamarmu, berkutat dengan buku buku yang berserakan di atas kasurmu, dengan kepala menunduk, tertidur karna kelelahan setelah seharian kau belajar dan membaca, ya, dari dulu ketika kita di aliyah sampai sekarang aku belum pernah melihatmu tidur dengan berbaring, karna kau tidur dengan buku ditanganmu. Selamanya dirimu akan selalu menjadi bagian hidup kami, sahabat yang telah menancapkan arti nilai kegigihan dan semangat ke dalam diri kami. Terima kasih sahabatku, kami selalu mendoakan kau disana bersama para sholihin. Mendung ini tak akan hilang dari hati kami, kehilangan sosok sahabat sepertimu begitu berat kami rasakan, perjuangan dan kegigihanmulah yang kami coba tiru darimu.... Sahabatku, selamat jalan.......semoga kita dipertemukan lagi disana, amiin. *In memoriam:Aldi,hari terakhir di cairo,sebelum dievakuasi karna revolusi di Mesir

1301135422224478627

*inilah dirimu kawan, gaya tidurmu yang khas tak akan pernah kulupa sampai kapanpun..



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline