Lihat ke Halaman Asli

Controversial Marketing: Hati-hati Menjadi Bumerang

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia yang semakin cepat berubah membuat segala sesuatu begitu mudah untuk menjadi ketinggalan zaman. Lihat saja dulu Nokia 5110 mampu bertengger menjadi ponsel sejuta umat cukup lama. Sekarang, iPhone 4 bisa menjadi old fashion hanya dalam beberapa bulan saja. Strategi marketing gencar-gencaran dengan budget mahal tentu bukan jawaban karena saat efeknya terlihat harga suatu produk justru sedang turun dan produk baru pun siap menggantikannya. Untuk menjawab tantangan ini maka ide-ide baru yang diplot sebagai smart marketing pun dieksplorasi habis-habisan.

Salah satunya adalah Controversial Marketing, yang merupakan turunan dariBuzz Marketing. Idenya sederhana, semakin kontroversi suatu cerita dibalik produk tersebut semakin layak diperbincangkan, maka semakin berhasillah marketing tersebut.

Salah satu contoh sukses adalah goyang ngebor Inul Daratista. Kontroversi mampu menciptakan pemberitaan besar-besaran kala itu. Kemudian kebijakan kolektif dari masyarakatlah yang menentukan apakah Inul layak dipertahankan dipanggung hiburan atau tidak. Dan hasilnya, Inul Vizta hadir hampir di setiap kota besar di Indonesia.

Sayangnya, kontroversi ini banyak disalahartikan. Pokoknya apa saja dilakukan asal kontroversi dan menimbulkan pemberitaan. Hey, sadarlah! Kita hidup di dunia yang semakin cepat berubah. Masyarakat semakin pintar dan cara yang sama tak akan selalu berhasil bila dilakukan berulang-ulang.

Mungkin anda sudah pernah mendengar dua artis pura-pura saling pukul, lalu ditambah bumbu pengadilan agar semakin kontroversial. Atau pengiriman peti mati dengan alasan marketing ke kantor berita yang justru membawa pelakunya berurusan dengan yang berwajib. Juga reality show yang sengaja membiarkan tokoh antagonis tetap ada untuk menimbulkan konflik dan kontroversi untuk menaikkan rating TV.

Ingat, ada kebijakan kolektif di sana. Jika kebijakan kolektif masyarakat mengatakan tidak maka produk anda tamat!

Controversial Marketing akan berhasil kalau anda di posisi yang 51% benar.

Sumber: andaka.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline