Lihat ke Halaman Asli

Ancilla ayu Rafaella 200907356

Mahasiswa universitas atma jaya yogyakarta

Sosial Media "Jalan Tikus" Imigran Gelap Masuk Amerika

Diperbarui: 8 Desember 2021   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://www.bbc.com/news/world-us-canada-58667669

Perbatasan negara yang sering jadi kontroversial adalah perbatasan US - Mexico karena pengamanan ketatnya, banyak oknum-oknum "Penyeludup" yang menyediakan berbagai jasa "gelap" untuk membantu imigran bisa menembus perbatasan. 

Salah satunya, Dilansir dari npr.org daerah perbatasan bernama "Darien-Gap" sering digunakan oknum tersebut untuk melancarkan aksinya dengan cara menyebrang melalui kapal nelayan yang dikuasai oleh sebuah "Clan" berkuasa di colombia yaitu Clan Del Gofo. Mereka memanfaatkan kesempatan ini seringkali untuk memeras para imigran dengan menaruh tarif pada semua hal. Mulai dari air minum hingga biaya internet selama perjalanan yang harganya tidak masuk akal. 

Clan del Gofo , Sumber : https://colombiareports.com/amp/agc-gulf-clan/

Internet yang merupakan salah satu bagian paling berharga bagi pendatang baru ini dihargai sekitar $50 untuk satu jam saja! Di sisi lain, sebenarnya memang oknum tersebut paling banyak dicari oleh ribuan imigran gelap dan menurut Chaparro, reporter yang bertugas di perbatasan US-Mexico dalam interview nya di npr.org, 

Para imigran bertemu "Penyeludup" nya melalui media sosial seperti Facebook dan Whatsapp tapi kebanyakan melalui grup-grup facebook, imigran ini mengakses informasi terbaru seperti berita tentang kapan border dibuka / ditutup dan informasi terkait konflik terbaru yang berpotensi mengancam keamanan mereka. 

Sebenarnya kebiasaan imigran dan agen "penyeludup" ini sudah jadi hal yang sangat umum terjadi di perbatasan US- Mexico, ditambah lagi dengan akses media sosial jaman sekarang yang semakin mudah memungkinkan orang yang ingin melewati perbatasan dengan mudah bahkan ada sekarang ada jasa guide via aplikasi WhatsApp, dimana sang penyeludup dan imigran gelap hanya komunikasi lewat chat saja. 

Melalui media sosial juga para imigran jadi lebih mudah membagian pengalaman "menyeludup" nya ke platform seperti youtube dan seolah-olah menunjukan "jalan pintas" masuk perbatasan dengan mudah sehingga semakin banyak orang melakukannya. 

Dampak negatif lainnya dari keberadaan media sosial disebutkan Nilda Gracia , salah satu narasumber dalam wawancara npr.org yaitu facebook serta whatsapp sangat memberi kesempatan, ruang, dan kemudahan bagi para imigran untuk masuk ke dalam sebuah negara secara ilegal.

Jenis imigran gelap yang seperti ini justru akan berpotensi membuat sebuah negara bisa terancam dari segi keutuhan budaya nasional. 

Perbatasan yang mudah ditembus menjadi celah bagi mereka untuk melancarkan aksinya apalagi dengan teknologi yang semakin canggih. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline