Kalimat di atas adalah soalan iseng saya kemarin ketika berada bersama dengan beberapa teman kompasianer di salah satu gerai makan food court lantai 4 KLCC (Kuala Lumpur City Center)
Berlima, minta tolong orang yang motret :)
Pertemuan itu, tanpa disengaja. Ya, buat saya memang tanpa disengaja. Berawal dari Bu Lily, yang mengomentari status FB mengajak untuk ke rumah majikan saya yang berada di Gombak. Kesepakatan kita buat, Bu Lily meminta saya datang ke KLCC sebelum ke Gombak, kata Bu Lily, mau traktir saya. Karena di rumah juga tidak banyak kerjaan, saya menyanggupi bertemu. Janji jam 12 siang di food court KLCC lantai dua, tapi ternyata saya sampai di sana jam dua siang. Sampai di food court, suasana bener-bener hingar. Tak lama, Bu Lily menelpon kalau sudah berada di food court lantai 4. Akhirnya saya menuju ke atas.
Sampai di lantai 4, saya masih celingak-celinguk mencari Bu Lily yang ternyata sudah ada di belakang saya duduk semeja dengan seorang cowok yang saya nggak kenal. Saya kira, itu adiknya Harold, anaknya Bu Lily tapi kok gak ada mirip-miripnya. Setelah dikenalkan, barulah saya ngeh kalau dia juga teman kompasianer, tapi sampai sekarang saya nggak ngeh apa IDnya di kompasiana.
Sebelum saya sampai ke food court, Mas Mahfudz juga menelpon saya katanya, akan bergabung setelah shalat jum'at. Saya, sih, yah monggo aja. Wong awalnya saya emang hanya janjian dengan Ibu Lily. Akhirnya, ada empat orang mengitari satu meja. Wah, kopdar tanpa disengaja pikir saya.
Apa, sih, yang diomongin kalau kompasianer pada ngumpul gini? Tak lepas dan tak habis bahas yah, tentu saja dunia kompasiana. Owh iya, sebetulnya, saya tak mengenali langsung Raf Shan. Setelah mendengar cerita-cerita dari Bu Lily tahulah saya kalau ia adalah orang Malaysia yang belajar di Bandung selama enam tahun, fakultas kedokteran. Tapi kelihatan udah Sunda banget :D
Selagi kami berbincang, tiba-tiba ada seorang pria berkemeja biru yang menghampiri kami. Menepuk pundah Raf Shan, menyalaminya kemudian berpindah ke Mas Mahfudz. Pria tersebut menyalami Mas Mahfudz sambil menyebutkan namanya, lantas mengalihkan pandangan kepada saya dan menyebutkan nama saya juga terakhir Ibu Lily tentu saja. Suer saya bengong, "ini orang dari mana? Apa sales, yah? " Pikir saya lagi.
Tak lama, tanpa diminta pria tersebut mengenalkan diri
"Saya Khairul," Ujarnya
"Dari mana tahu kami di sini?" Tanya saya dan yang lain tentu saja.