Lihat ke Halaman Asli

Jalanku Jalan ibu

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini jalan yang dulu ibu lalui
jalan yang tampak rapi di kejauhan
"Awal langkah ibu begitu yakin" katanya

Diam ibu sejenak
dan tampak sebuah raut lain
yang kulihat dari wajah beliau
raut duka

Ini jalan ibu yang dulu ibu lalui
jalan yang tampak bersih dari mata telanjang
"kemudian ibu tersantuk kerikil disana" sedikit dalam isak kecil
Wanita keramatku itu berkata

Aku mulai terbawa
kerimut yang kurasa ketika
kugengam tangan yang dulu suapi aku
bubur hangat kala lapar
tangan yang dengan ikhlas membersihkan
kotoranku
tangan yang hingga kini masih selalu menengadah
meminta untuk hidupku kepada Nya
aku dalam - terbawa.

Ini jalan ibu yang dulu ibu lalui
Jalan yang tampak rindang lagi sejuk
"lalu ibu terjatuh ditengah perjalanan karena sebuah lubang mengangga tak nampak dari jauh"
meledak, Deras air mata itu. Ibu pun menangis

"jangan kau lalui jalan itu, nak"
"Ibu pernah sakit dan tak pernah tersembuhkan"

"Ini jalan ibu yang dulu ibu lalui
dan bukan jalan bagi kamu..."

Tegal, 04 januari 1995

Tulisan : Kaseenoer
Sumber : Catatanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline