Lihat ke Halaman Asli

Biodegradasi Naftalen untuk Detoksifikasi Air Laut

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpahan Minyak di Laut

[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Tumpahan Minyak di Laut"][/caption]

Kehidupan manusia dibumi ini sangat bergantung pada lautan, aneka ragam sumber daya hayati laut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Namun, ekosistem laut sekarang ini mulai rusak akibat ulah manusia itu sendiri, seperti limbah rumah tangga, limbah industri, kegiatan pertambangan minyak, penjarahan ikan secara besar-besaran, dll. Hal tersebut menjadikan ekosistem laut tidak utuh lagi. Tumpahan minyak merupakan salah satu penyebab utama pencemaran laut yang utama. Salah satu senyawa berbahaya yang terdapat dalam tumpahan minyak tersebut adalah senyawa naftalen.

Naftalen merupakan salah satupolutan lingkungan yang tergolong ke dalam senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) yang banyak dijumpai dalam minyak bumi, batubara dan hasil alam lainnya. Meskipun bukan senyawa xenobiotik naftalen memiliki sifatmutagenik dan dikalsifikasikan sebagai bahan beracun. Naftalen berdasarkan International Agency for Research on Cancer [IARC] berperan sebagai zat karsinogen bagi manusia. Berdasarkan pemaparan senyawa naftalen tersebut tentunya jika senyawa naftalen meracuni ekosistem laut dan manusia mengkonsumsi sumber daya hayati di laut misalnya ikan yang telah tercemar oleh senyawa naftalen akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya.

Dewasa ini, penelitian terkait pendegradasian atau penguraian senyawa naftalen menjadi senyawa yang ramah lingkungan sedang marak. Salah satunya yaitu dengan penggunaan agen biologis bakteri Pseudomonas spp. Bakteri Pseudomonas spp. ini merupakan salah satu bakteri yang memanfaatkan mineral-mineral dari senyawa hidrokarbon aromatik, salah satunya adalah naftalen. Naftalen oleh bakteri Pseudomonas spp. diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan lebih ramah lingkungan.Proses degradasi atau penguraian oleh bakteri ini akan membentuk senyawa-senyawa seperti asam suksinat, asam fumarat, asamasetat dan asetaldehid yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba-mikroba lain disekitarnya untuk aktivitas metabolismenya.

Proses degradasi naftalen merupakan bagian dari proses remediasi yang dapat mengurangi penceramaran lingkungan. Agar proses pendegradasian lebih berjalan efektif dan efisien, bakteri pengurai Pseudomonas spp. diimobilisasi atau dijebak dalam sebuah media alginat. Imobilisasi atau penjebakan dilakukan untuk menghentikan pergerakan dari bakteri tersebut dan membuat bakteri tahan terhadap perubahan kondisi seperti perubahan pH, temperatur, dan intensitas cahaya yang berlebihan. Media alginat dipilih karena memiliki porositas yang tinggi, stabil, cepat dalam reaksi, dan biayanya lebih murah dibanding media lainnya. Berdasarkan studi yang dilakukan di perairan di Spanyol baru-baru ini, proses biodegradasi terhadap senyawa naftalen menunjukkan keberhasilan yang cukup signifikan, senyawa naftalen yang berasal dari tumpahan minyak mentah di laut dapat diuraikan menjadi senyawa yang ramah lingkungan.

Tentunya ini hanya merupakan salah satu teknik biodegradasi/bioremediasi yang dapat dilakukan, dengan penelitian lebih lanjut masih dapat ditemukan agen-agen biologi yang dapat meremediasi lingkungan kita ini. Alam telah memberikan segalanya untuk kehidupan manusia, sudah selayaknya kita sebagai penghuni alam ini harus menjaga keseimbangan alam, jangan malah merusaknya demi kepentingan sendiri.

Oleh: Kartikasari, Agitha Navtalie, Sarah Fauziyyah, Yuda Harianto

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Sumber Artikel:

Siota, L. Feijoo, Dos-Santos, F. Rosa, de Miguel, Villa, T. G. (2008). Biogedradation of Naphthalene by Pseudomonas stutzeri in Marine Environments:Testing Cells Entrapment in Calcium Alginate for Use in Water Detoxification. Bioremediation Journal, 12(4): 185-192




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline