"Kak, bangun. Masa maghrib-maghrib tidur. Ayo, nanti telat tarawih lho." Ucap ibuku dengan lembut sambil menggoyang-goyangkan tubuhku dengan sedikit kencang, berusaha membangunkanku.
"Hem... iya-iya, aku bangun.." Kataku sambil bangkit dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu.
"Aku mau ikut." Rengek adikku yang bisa kudengar dari kamar mandi.
"Adek mau ikut? Yaudah, wudhu dulu ya. Terus nanti pake bajunya." Kata ibuku ketika aku keluar dari kamar mandi.
Aku mengenakan mukenahku tepat ketika adikku selesai wudhu. Dengan sedikit mengantuk, aku menaiki sepeda motor ibuku bagian belakang, sembari menunggu adikku naik.
"Udah siap? Ayo berangkat." Ujar ibuku sebelum motor ibuku mulai melaju dengan kecepatan normal menuju masjid terdekat.
Angin dingin menghembus ke arah wajahku, membuatku sedikit bergidik kedinginan sambil sedikit menguap karena mengantuk. Setelah beberapa saat, motor ibuku perlahan berhenti dan aku segera turun diikuti adikku.
"Waw..." Adikku ternganga melihat masjid tersebut. Yah, itu pertama kalinya adikku melihat masijid. Terlebih masjid itu memang cukup besar dan megah, dan itu cukup membuat adikku kagum.
Adikku dengan cepat langsung berlari masuk ke dalam area pria, membuatku menghembuskan napas kecil dan menggeleng kepala akan sikap adikku yang sangat bersemangat itu.
"Kenapa masih diluar, kak? Ayo masuk, keburu adzan nanti." Ucap ibuku diikuti anggukanku dan mulai berjalan bersama ibuku ke dalam area wanita.
Sudah beberapa menit berlalu sejak tarawih yang ke-7, aku tidak melihat adikku keluar.