Lihat ke Halaman Asli

Ari

Pelajar

Gerimis Subuh

Diperbarui: 8 Februari 2024   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu terasa dingin, membuatku tak kuasa menahan kantukku. Sesekali ibuku yang berada di sebelahku mencoba membangunkanku dengan menepuk pahaku. Jam mushola menunjukkan iqomah dan aku masih berusaha menahan kantukku. Ibuku sekali lagi menepuk pahaku.

"Ayo nduk, sudah takbirotul ikhrom lho." Ucap ibuku sambil berdiri.

Aku menatap ibuku dengan mataku yang setengah terbuka dan mengangguk sebelum akhirnya berdiri.

Aku masih tidak kuat menahan kantukku sehingga terkadang aku hampir saja terjungkal ke belakang, tapi aku mencoba tetap bangun sehingga aku setengah mengantuk.

Sampai di dzikir, aku mulai mengantuk kembali dan hampir terjungkal ke depan. Untungnya ibuku terus menepuk pahaku untuk terus bangun.

"Huaaah, akhirnya selesai juga sholatnya." Kataku sambil meluruskan tanganku ke atas dan terus menguap.

"Kamu itu, tiduuur aja kalo sholat subuh." Gerutu ibu yang membuatku memberinya seringai.

"Ya maaf, ma. Aku ngantuuuk banget kalo pagi-pagi begini." Ucapku dengan terkekeh yang membuat ibuku menggelengkan kepalanya.

"Terserah kamu lah, nduk." Ujar ibuku sambil memalingkan mukanya dariku.

Kemudian, tetesan air jatuh tepat ke mukaku. Membuatku bergidik kedinginan.

"Oh, gerimis toh." Kata ibuku sambil menatap ke arah langit, membuatku tersenyum lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline