Lihat ke Halaman Asli

Konser "Semesta Cinta": Ketika Sastra Ber-Cinta dengan Musik

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cinta...

Adalah suatu konstruk paling absurd sekaligus paling asyik dan tak pernah bosan untuk dirasakan, dialami, diceritakan dan dibagikan. Ada berbagai cara mengekspresikan Cinta, jika memang ini suatu kata yang tepat untuk menggambarkan kemahadayaannya. Salah satunya adalah dengan memaknai cinta di alam semesta yang ditorehkan dalam untaian kata-kata puitis.

Tidak berhenti sampai di situ, kata-kata puitis yang berupaya menafsirkan alam melalui cinta dan cinta melalui alam ini ditambahkan sentuhan keindahannya melalui melodi musik serta nyanyian. Namun titik pijak utama tetap pada teks puitis yang sarat sastra dan simbolisasi serta personifikasi cinta.

Inilah suatu cara pengekspresian Cinta yang ada di dalam konser dan album “Semesta Cinta” yang ber-genre art song href>

Saya yang memang menyenangi musikalisasi puisi, begitu takjub pada keindahan kata-kata serta kecerdikan Sitok Srengenge selaku pembuat puisi. Indahnya benar-benar maknyuus...

Modalitas untaian kata-kata puitik yang begitu indah itu, ditambahkan keindahannya melalui melodi dan musik yang dibuat oleh Dian HP. Lalu materi musik ini dinyanyikan oleh 22 penyanyi secara berpasangan pada 12 nomor lagu.

Di jeda tiap lagu dalam konsernya, Dian HP turut menceritakan proses pembuatan album ini yang dikatakannya cukup seru sekaligus menantang. Sebab sulit mencari waktu yang pas untuk tiap pasangan duet merekam suara di waktu yang bersamaan. Belum lagi memberikan waktu kepada para penyanyi untuk mendalami & menghayati lagu dengan bantuan Sitok Srengenge sebagai pembuat puisi dan Ubiet sebagai pengarah vokal.

Pada konser ini deretan kata-kata puitik yang dinyanyikan turut ditampilkan di layar. Hal ini saya rasakan menambah kenikmatan menyaksikan konser ini. Para pemusik yang tampil dalam konser bermain dalam format orkestra dengan Dian HP sebagai konduktor sekaligus pemain piano. Sungguh menarik dan mengesankan.

Sepanjang pertunjukkan konser, ada begitu banyak proses kognitif dan mental yang saya rasakan. Proses kognitif dalam membaca kata-kata puitis yang diproyeksikan pada layar di belakang panggung, mendengarkan alunan lagu dan musik, menatap panggung yang berisi penyanyi dengan pakaian putih nan apik dan deretan pemain orkestra berpakaian hitam

Sedangkan proses mental terjadi di sepanjang pertunjukkan bersamaan dengan proses kognitif. Bagaimana memaknai dan memahami tiap deretan kata dan kalimat. Memaknainya secara parsial maupun keseluruhan yang terangkum dalam judul setiap lagu. Sekaligus memaknai dan mengkaitkan pemaknaan cinta di dalam lagu dengan pengalaman pribadi maupun cinta yang juga saya hidupi dalam hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline