Bisnis merupakan salah satu bentuk organisasi profit yang melakukan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi serta konsumsi) yang memiliki tujuan mendapatkan keuntungan atau profit (Sukirno, 2017). Organisasi sendiri merupakan struktur atau sistem yang mengatur sekelompok orang dan menjadi wadah bagi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi, baik yang memiliki tujuan profit maupun non profit mengatur individu-individu di dalamnya kedalam sebuah struktur organisasi. Struktur yang memiliki tingkatan dan perannya masing-masing. Setiap tingkatan maupun bagian memiliki kewajiban dan hak nya masing-masing yang telah diatur sedemikian rupa agar organisasi dapat berjalan dengan efektif dan dapat mencapai tujuan organisasi itu sendiri.
Walaupun sudah memiliki sebuah sistem yang mengatur jalannya dinamika di dalam organisasi, tidak dapat dipungkiri, konflik merupakan hal yang biasa ditemukan di dalam organisasi. Konflik pada dasarnya bisa dilihat dari dua sisi.
Walaupun terdengar negatif, konflik dapat membantu organisasi berkembang dan mengevaluasi diri agar dapat menjadi sebuah organisasi yang lebih baik Selain itu, konflik dapat dilihat sebagai indikator sebuah sistem yang telah dibangun. Sederhananya, semakin banyak konflik yang ditemukan dalam sebuah organisasi, maka dapat diasumsikan ada yang salah baik dari masing-masing individu maupun dari sistem atau struktur yang telah dibangun.
Konflik memiliki sisi positif dalam eksistensinya di dalam sebuah organisasi, namun konflik juga harus diselesaikan dan dicarikan solusi agar tidak mempengaruhi kualitas kinerja sebuah organisasi dan tidak menjadi batu sandungan terhadap usaha sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Toomey (2005) memiliki pandangan terhadap cara menyelesaikan konflik yang dibagi menjadi 5 cara., antara lain:
Menghindari : konflik dapat dihindari dengan cara tidak menanggapinya
Mengakomodasi (menghasilkan) : menyerahkan tuntutan kepada pihak lain.
Kolaborasi (berintegrasi) : penyelesaian konflik yang lebih mengutamakan win-win solution. Manajemen konflik ini mendorong Pihak-pihak yang tidak puas dalam dialog konflik tersebut untuk bekerja sama untuk mendapatkan solusi yang saling menguntungkan.
Berkompromi : pihak yang terlibat konflik lebih menghindari konflik jangka panjang sehingga mencari solusi secara kolaboratif akan tetapi tetap ada persaingan meskipun sedikit.
Bersaing (mendominasi) : situasi yang akan menunjukan adanya salah satu pihak yang mengalami kemenangan atau kekalahan. Bersaing dalam suatu konflik ditandai dengan perilaku agresif (cekatan), ketegasan, ancaman dalam persaingan dan sebagainya. Manajemen konflik dengan cara bersaing biasanya terjadi dalam suatu kompetisi seperti olahraga dan sebagainya.
5 tahapan penyelesaian konflik ini dapat digabung serta dikolaborasikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Terdapat beberapa tips & Tricks dalam menanggapi sebuah konflik dalam sebuah organisasi bisnis, dalam kasus konflik bisnis, dapat dibagi menjadi 2 tipe konflik