Cukup tidur membuat tubuhku siap bangun.
Niat memenuhi kebutuhan keluarga memercik asaku tuk bergiat.
Aroma kopi dan panggang roti menghangatkan celoteh pagi.
Senyum-senyum kecil pun lahir mengawali hari.
Aku siap bahagia.
Namun keluh kesah ternyata masih ada.
Menarikku tuk duduk dulu sejenak diam.
Sabar menunggu sabit syukur menuju purnama.
Selama menunggu, kunikmati sensasi yang disuguhkan indera.
Kukuruyuk ayam milik tetangga, musik radio di rumah, dan derum kendaraan dari kejauhan.