Lihat ke Halaman Asli

Levianti

Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Kepentingan

Diperbarui: 16 Mei 2023   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Canva: Anastasia Shuraeva_Pexels

Pagi tadi sungguh lucu! Sepanjang mengemudi diiringi oleh nafsu! Terlambat bangun membuat saya terburu-buru. Tapi kok justru ada saja yang menghambat laju! Emosi pun terpicu! Untung sabar membujuk rayu. Marah layu tak sampai jadi laku. Sadar memberi tahu: Betapa sang kepentingan itu membelenggu!

Malam ini, dua kepentingan bertamu. Seorang remaja datang mengadu. Ia merasa kesal dengan seorang ibu. Karena semena-mena membentaknya dengan pandang bulu. Dirinya jadi tak berharga seperti debu. Hatinya berseru: Ibu, sampaikan saja maksudmu, tak usah menusuk hati bertalu-talu! Sahabatnya lalu maju. Menawarkan bantuan bermain peran sebagai sosok ibu. Ia mengaku. Lahir batinnya teramat lesu. Karena suara remaja terus keras menderu. Bayi ora bisa turu. Ibu berharap: Remaja kumpul-kumpul sesuai tempat dan waktu.        

Aku terharu. Dua kepentingan bertemu. Bukan untuk bertanding adu. Melainkan untuk belajar memahami terlebih dahulu.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline