Lihat ke Halaman Asli

Anastasia Era

mahasiswa

Kebutuhan Oksigen Tidak Dapat Diuangkan!

Diperbarui: 29 November 2019   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang kakek dari Kalimantan Timur menolak 10 Milyar demi mempertahankan hutan seluas 1,5 hektar. Kakek Suhendri berpendapat bahwa oksigen yang dihasilkan hutan tidak dapat ditukar dengan sejumlah uang yang ditawarkan. Oksigen dihasilkan dari hutan kini menipis seiring menipisnya jumlah hutan. Saat ini hutan sudah banyak dialih fungsikan menjadi sektor industri, pembangunan pabrik, gedung luas dan megah.

Jumlah hutan memiliki sebutan sebagai paru-paru dunia di Indonesia kini menipis, sudah ribuan hektar hutan dialih fungsikan sebagai perumahan, sektor industri, dan sebagian menjadi tempat wisata. Sektor industri menjadi sektor yang paling banyak menghancurkan hutan. Pembangunan pabrik dan kantor dimana-mana, demi memaksimalkan keuntungan secara ekonomi mengorbankan hutan penghasil oksigen untuk makluk hidup bernafas.

Banyak orang hanya memikirkan profit dari sesuatu yang dilakukan tanpa memikirkan planet, padahal siapa lagi yang akan menjadi planet jika bukan kita sebagai manusia menempati bumi. Segala cara dilakukan semata untuk keuntungan dan kepuasan sesaat tanpa memikirkan kehidupan yang ada di masa depan.

Masa depan menawarkan pemandangan asri dengan kekayaan alam seolah sirna. Jika itu terjadi, lalu bagaimana anak cucu kita menikamti sesuatu yang kita nikmati saat ini, apabila sudah dihabiskan untuk memuaskan keinginan sesaat, tidak ada lagi cerita mengenai belut di sawah, dan lain sebagainya.

Semua orang seharusnya diajak untuk memilki kesadaran untuk mengembangkan mengenai pembangunan berkelanjutan. Pengetahuan mengenai pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk menjaga kelestarian bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengetahuan itu dimiliki agar manusia memiliki kesadaran untuk menajaga bumi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline