Lihat ke Halaman Asli

Pepatah Jawa

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ini adalah artikel pertama saya sejak bergabung di Kompasiana. “Ajining diri dumunung ana ing lathi” terpaparlah sebuah pepatah jawa di bagian biografi saya. Berawal dari sebuah percakapan dengan seorang teman berdarah Yogyakarta tulen. Meski cukup populer, namun saya yang bukan keturunan jawa saat itu tidak paham arti dari pepatah tersebut. Dengan berbaik hati, teman saya menjelaskan artinya dengan bahasa yang mudah dicerna. Ternyata maknanya sangatlah menarik, bahwa “nilai diri tercermin dari perkataan”. Memang benar, bagaimana seseorang berucap kerap menunjukan seperti apa keadaan dalam dirinya. Tiap-tiap kata yang keluar dari mulut seseorang tercermin dari pribadi juga perasaan seseorang. Pernahkah anda mengobrol dengan seseorang lalu merasa bahwa orang tersebut berjiwa sosial tinggi, bernada hangat menandakan ia seseorang yang ramah? Atau pernahkah anda menemukan seseorang yang senang sekali membicarakan tentang mobil barunya, pacar barunya, jabatan barunya, bahkan tak segan memamerkan bahwa ia habis menyumbangi anak yatim misalnya. Memulai pembicaraan memang langkah awal untuk mengenal pribadi seseorang lebih dekat.

Sebenarnya pepatah jawa di atas ada lanjutannya, yaitu “Ajining raga ana ing busana”. Intinya,  pakaian mencerminkan kepribadian. Tak bisa dielakkan, first impression atau anggapan pertama saat bertemu seseorang umumnya menilai tampilan diri terlebih dahulu. Tapi tak cukup sampai disitu, masih banyak aspek lain yang harus digali jika ingin mengetahui pribadi seseorang. Itulah alasan saya tidak memasukannya ke dalam biografi. Bagi saya, tidak ada jaminan tampilan seseorang identik dengan kepribadian dirinya. Bahkan zaman sekarang banyak oknum yang memanfaatkan paham ini untuk berkamuflase. Jika dihadapkan dengan dua orang wanita, yang satu berkerudung dan yang satu mengenakan rok mini, tentu masyarakat yang cerdas tidak akan serta merta berkesimpulan bahwa si A sudah pasti berakhlak lebih baik ketimbang si B.

Untuk bisa memahami pepatah jawa lebih jauh kita memang harus mempelajarinya lebih dalam pada pihak yang berkapasitas. Untuk satu pepatah saja bisa memiliki beragam arti dan pandangan. Begitupun jika kita ingin memahami kepribadian seseorang. Tidak cukup hanya dengan menilai dari pakaian ataupun perkataan, karena terkadang orang tidak suka mengekspresikan isi hati dengan bicara. Untuk mampu mendalami pribadi seseorang, kita harus rela meluangkan waktu bersama lebih banyak, mengamati perilakunya secara cermat, barulah mata akan menyaksikan sendiri pancaran kepribadian yang murni adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline