Lihat ke Halaman Asli

Anastasia Bernardina

Penyuka Aksara

Angin Rindu

Diperbarui: 30 Juli 2022   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Lucija Rasonja dari Pixabay 

Walaupun jendela itu sudah kututup rapat, namun tetap saja angin dari luar sana bisa menyelinap. Mungkin angin itu membawa rindu yang telah lama kuanggap hilang, walaupun sebenarnya rindu itu masih mencengkeram hati dan pikiran. Menanti dengan senyuman, lamunan, dan terkadang rasa geram.   

Banyak pilihan di luar sana, namun angin yang sering menyelinap lewat jendelalah yang selalu aku inginkan. Terasa dekat namun jauh. Terasa jauh, namun dekat. Saling merindukan, saling memimpikan, namun tak saling mengungkapkan.

Hai, angin rindu. Di mana kamu? Kutunggu lebih dari sewindu, tak pernah kau tunjukkan wujudmu. Menyelinap lewat jendela hati sudah seperti candu bagimu. Di sana kau pasti sedang menertawaiku. Mengejekku dengan keisenganmu dan sengaja mengerjaiku. Membiarkanku menunggu, sampai akhirnya aku mabuk angin rindu. Haruskah aku menunggu wujudmu datang di hadapanku? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline