Lihat ke Halaman Asli

Paskah, 3 tahun yang lalu..

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan yang di dasari oleh rasa cinta begitu besar untuk kita seakan terbayar sudah. Kematian Nya, yang begitu menyakitkan menjawab semuanya. Bahwa cintaNya begitu hebat untuk kita, begitu mengagumkan. Perayaan Paskah untuk mengenangkan kematian Yesus, yang telah rutin kita resapi setiap tahun nya kini kembali kita nikmati. Menikmati setiap detik Pasio yang terdengar, menikmati setiap ujud doa yang terucap, menikmati haru yang terasa.

Moment setiap perayaan paskah akan selalu mengingatkan aku padamu. Mengingatkan ku pada perjumpaan pertama kita, juga pada pernyataan cinta pertama mu.

Ketika kita berjanji untuk saling bertemu di sebuah perayaan Paskah gereja. Kau berjanji untuk memakai kemeja hitam, dan aku akan menunggu mu di bawah pohon beringin. Itu lah perjanjian antara kita. Sedikit cara untuk mempermudah kita saling bertemu. Pukul empat sore tepat, kita bertemu disana. Saling menatap dalam ragu dan bahagia luar biasa. Ragu akan benarkah cinta yang selama ini saling kita pendam dalam diam, atau justru bahagia karena hubungan yang selama ini terjalin dalam jarak yang begitu jauh akhirnya bisa bertemu. Beribu bayangan dan kata hati pasti saling berlomba menyadarkan kita kembali ke alam nyata, kembali ke keadaan saat itu. Hingga senyum pun terukir di wajah kita, dan tangan kita saling mengenggam.

Dan ketika setelah misa paskah di gereja selesai, kau mengajakku mengobrol sedikit. Saling menyapa dengan teman-teman yang kita kenal. Lalu kau meminta izin padaku untuk mengobrol yang nyaman berdua saja denganku. Dan kau mengajakku duduk di taman bunga. Waktu yang telah berlalu tanpa kita sadari begitu indah, kita bercerita seakan tiada henti. Kau nampak begitu bahagia, mungkin juga aku. Hingga akhirnya kau menyatakan perasaan mu padaku. Kau menyukai ku dan ingin lebih dari seorang teman, meski kau tak menginginkan ku menjawab nya saat itu. Aku diam, aku juga suka sama kamu, tapi kenapa harus lebih dari seorang teman? Aku suka punya banyak teman. Kau diam. Dan lalu tersenyum, tak apa jawabmu. Aku akan menunggu mu, sampai kau siap, kapanpun itu. Itu jawabmu. Begitu sederhana dan hangat, senyummu juga terukir disana.

Terimakasih, Pohon Beringin dan Taman Bunga. Kalian sudah mewarnai hidupku. Mengajariku untuk selalu berterimakasih, mensyukuri setiap langkah kehidupanku. Walau itu tak pernah seturut kehendakku. Aku tau, kalian di hadiahkan oleh Tuhan pasti untuk hal baik di kehidupanku.

Terimakasih, Pohon Beringin untuk rasa cinta semu yang kau tawarkan. Terimakasih untuk kisah manis yang tercipta. Walau itu tak pernah terlahir tulus olehmu. Terimakasih untuk harapan palsu yang begitu indah. Tuhan pasti punya alasan mengapa kau hadir di hidupku.

Terimakasih, Taman Bunga untuk rasa cinta tulus yang telah kau berikan sampai detik ini. Aku tahu itu, meski kita berjauhan dan tidak saling bertemu. Maaf jika aku selalu menyakiti hatimu. Maaf jika aku belum bisa menerima dan membalas rasa cinta di hatimu. Terimakasih untuk cinta yang kau berikan. Tuhan pasti punya alasan mengapa kau hadir di hidupku.

Terimakasih untuk rasa cinta yang begitu hebat tercipta..

“03apr2010-pasgab”

Selamat Paskah !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline