Pandemi Covid 19 memporakporandakan dunia, khususnya sektor ekonomi. Selama 3 bulan pandemi, sektor usaha yang tidak mampu bertahan adalah sektor usaha yang melibatkan sumber daya manusia dalam jumlah besar. Sedangkan sektor usaha yang bisa bertahan adalah sektor usaha yang tidak banyak melibatkan sumber daya manusia, akan tetapi banyak menggunakan proses otomasi.
Untuk membahas lebih detail tantangan dan peluang bisnis di masa covid, Sabtu tanggal 16 Mei 2020), FE Universitas Widyagama Malang berkolaborasi FEB Universitas Mercubuana Jakarta dan Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) menggelar Webinar Nasional dengan tema "Tantangan, Peluang dan Strategi Bisnis di Masa Covid 19" yang diikuti oleh sekitar 455 perserta.
Seminar ini dibuka oleh Rektor Universitas Widyagama Malang, Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT yang juga sekaligus sebagai keynote speech. Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Dr. Harnovinsah, SE, M.Si, Ak, CA, Cert.IPSAS, CMA, CSRS.; Dr. Ana Sopanah yang juga sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UWG serta Direktur Inspire Consulting, H.M. Supriadi, ST,MT (Ketua JAPNAS Jatim), dan Widi Saputro ST, M. Eng, IT (Ketua Harian Japnas Pusat). Acara di pandu oleh Moderator Hanif Rani ISwari, SE., MM. yang merupakan Dosen Prodi Manajemen UWG.
Dr. Harnovinsah sebagai pembicara pertama menyampaikan bahwa dunia usaha pada saat ini berada dalam kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), yaitu kondisi dimana terjadi perubahan yang sangat cepat, adanya ketidakpastian yang tinggi, kompleksitas, dan ketidak jelasan (bias).
Sehingga strategi bisnis dalam masa covid 19 menurut Dekan FEB Universitas Mercu Buana Jakarta ini adalah merencanakan tim untuk masa yang akan datang dengan cara menghilangkan skenario-skenario yang tidak jelas, melakukan strategi secara portofolio, melakukan perencanaan secara terinci, serta memfokuskan pada strategi bisnis baru untuk menghadapi normalitas baru.
Sementara Dekan FE UWG menyampaikan bahwa dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi seperti ini, seorang pemimpin perusahaan harus bisa merespon kondisi lebih pro aktif dari pada reaktif, serta bisa mengantisipasi kebutuhan organisasi ke depan. "Berani bergerak ke depan dan optimis," kata Ana Sopanah.
Seminar ini sangat menarik karena merupakan kolaborasi antara praktisi dan akademisi. Banyak ilmu dan pengalaman yang dibagikan kepada kita untuk lebih siap secara fisik dan mental menghadapi masa yang akan datang, yaitu pasca covid 19.
Ana Sopanah juga memaparkan kondisi perusahaan konsultan yang dipimpinnya. Strategi baru dilakukannya untuk bisa menyelamatkan para karyawannya dan kelangsungan usahanya adalah lebih fokus pada pengembangan usaha lain yang memang sudah dimilikinya yaitu "Inspire Media".
Dua pengusaha yang tergabung dalam Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS), Supriadi dan Widi Saputra menyampaikan bahwa pandemi covid 19 menimbulkan kompleksitas permasalahan.
Jutaan tenaga kerja telah kehilangan pekerjaan, sektor UMKM dan sektor informal merupakan sektor usaha yang terkena dampak paling besar, dan pada saat ini pola baru mulai terbentuk. Sehingga diprediksi sekitar sepuluh tahun yang akan datang akan terjadi perubahan cara bekerja, yaitu pekerjaan yang saat ini banyak menggunakan ketramplan fisik akan digantikan otomatisasi.
Oleh karena itu tantangan dan strategi yang harus dilakukan perusahaan adalah harus melakukan modernisasi serta mengimplementasikan "Elastic Digital Workspace" secara komprehensif. "We cannot direct the wind, but we can adjust the sails", kata Widi menutup pemaparannya.