“Mama Ikut field trip-kan?, Please deh Ma, Aku senang kalau Mama Ikut”, demikian pertanyaan anak saya 3 hari sebelum field trip. “Iya ikut, tapi kamu harus jawab dulu pertanyaan Mama, apa sih field trip itu? ”, balas si Mama. Demikian cuplikan dialog singkat antara Mama dan Anaknya.
Menurut Vara, anak saya yang duduk di kelas 6 H Min Malang 1, Field Trip adalah belajar diluar sekolah sambil bermain-main. Mendengar jawaban itu, saya merasa senang dan langsung memutuskan ikut menemani dia belajar sambil bermain. Menurut Wikipedia, Field trip (Perjalanan Lapangan) adalah perjalanan dengan sekelompok orang ketempat lain yang di luar lingkungan normal mereka dengan tujuan untuk observasi atau pendidikan. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Drs. Zaidi, M.Pd. yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bahwa kegiatan field trip ini bertujuan untuk pembelajaran yang kontekstual dengan membandingkan teoritis dengan kenyataan yang dialaminya. “Kenapa harus kontekstual? Karena seyogyanya pembelajaran harus menghasilkan sesuatu yang konkrit”. Demikian ungkap Zaidi. Apalagi sekarang menggunakan kurikulum K13 yang berdasarkan pada Tema. Kalau pada akhirnya anak-anak senang karena ada rekreasinya, itu adalah hal yang wajar karena pembelajaran kontekstual memang menyenangkan.
Kegiatan filed trip MIN Malang 1 yang diselenggarakan pada Hari Selasa, Tanggal 18 Oktober 2016, di fasilitasi oleh Komite Sekolah dengan memilih tempat Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. “Keputusan tempat yang menjadi kunjungan adalah hasil diskusi antara Komite Sekolah dengan Pos Wali Murid”, demikian Ungkap Ibu Dra. Endah, M.Pd., selaku koordinator guru kelas 6. Batu Secreet Zoo dan Museum Satwa merupakan tempat yang tepat untuk di kunjungi terkait dengan mata pelajaran tematik. Jadi kami para guru berharap para siswa dapat memetik pelajaran dari masing-masing tema setelah mengunjungi tempat wisata ini. Misalnya. Tema terkait Matematika, misalnya siswa diminta menghitung jarak sekolah, waktu tempuh ke tempat field trip. Muatan IPA, misalnya siswa langsung bisa melihat, berbagai kelompok hewan berdasarkan makanannya,hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya. Sementara, muatan IPS, para siswa mengenal 5 benua yang ada di dunia beserta hewan-hewan yang mewakili masing-masing benua. Di akhir field trip, para siswa harus membuat laporan investigasi (mengisi LKS) berdasarkan pengalaman dan interaksi yang dilakukan, dan hal ini terkait dengan tema Bahasa Indoensia.
Itulah harapan dari para Guru yang ikut mendampingi acara field trip ini. Strategi ini tepat untuk pembelajaran anak usia dini yang merupakan “usia emas” bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang “benar”, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik. Oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang menganut paradigma bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar merupakan dua aktivitas yang harus dimaknai sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan yang memiliki makna ‘anak belajar melalui bermain’. Dengan kata lain, aktivitas-aktivitas anak lebih ditekankan pada ciri-ciri bermain. Melalui bermain, anak akan memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan pelajaran di sekolahnya, seperti berkomunikasi, berpikir logis-matematis, menyayangi lingkungan, dan lain sebagianya. Jargon bermain sambil belajar sesuai dengan karakteristik kurikulum K13 yang mendasarkan pada tematik seperti yang dijelaskan oleh guru.
Selain menjelaskan tujuan kegiatan ini, Zaidi juga menjelaskan bahwa seluruh biaya kegiatan di tanggung oleh Komite Sekolah. Di sinilah peran serta Komite Sekolah yang merupakan perwakilan dari wali murid menjadi penting. Program yang telah disusun oleh sekolah akan berhasil dengan maksimal jika seluruh pihak saling suport yaitu sekolah, masyarakat, dan orang tua siswa (pos sekolah) yang di kenal dengan istilah segi tiga emas. Selama ini berbagai keberhasilan yang diraih oleh MIN Malang 1 baik di tingkat Internasional maupun Nasional dikarenakan dukungan dari semua stakeholder yang ada.
Kegiatan field trip dimulai dari area Musium Satwa, sekitar 244 siswa kelas 6 mulai memasuki musim pukul 9.30 WIB di dampingi oleh 15 Guru dan 15 Pengurus Pos. Berbagai macam koleksi satwa dari berbagai belahan dunia seperti dari Afrika, Australia bahkan sampai Madagaskar tersedia dalam diorama-diorama yang eksotik. Berbagai jenis satwa yang di awetkan, fosil dinosaurus juga terpampang apik di tengah bangunan museum. Selain hewan-hewan purbakala, banyak juga koleksi serangga atau hewan laut yang cantik. Tak terlewatkan moment berselfie ria, baik para siswa, guru maupun pendamping Posnya. Dengan berlatar satwa-satwa yang cantik nan eksotik berbagai gambar diabadikan dari berbagai sudut musium. Selain itu Para Siswa juga menikmati berbagai atraksi yang disajikan diantaranya Khazanah Pengetahuan Fauna dan Pentas I love Animal.
Seusai belajar di Musim Satwa, perjalanan berikutnya siswa memasuki area Secreet Zoo, yang menyajikan berbagai hewan hidup dari berbagai daerah di Indonesia dan dari berbagai belahan dunia. Para siswa mengamati secara langsung hewan-hewan tersebut sambil sesekali mencatat hasil observasi tersebut sebagai bagian mengisi LKS. Setelah belajar para siswa menikmati berbagai macam permainan yang atraktif dan edukatif, seperti naik gajah, bumper car, octopus, gorilla, rodeo, istana semut, kapal nabi Nuh, naik unta, memberi makan burung, pasar Africa, reptile garden dan masih banyak lagi. Lokasi dengan luas 14 hektar dan harga tiket Rp. 75.000 (week day) dan Rp. 105.000 (week end) ini memberikan wisata edukasi yang lengkap, terurama untuk anak-anak. Semoga kegiatan field trip ke Musium Satwa dan Secreet Zoo bermanfaat bagi semua siswa MIN Malang 1 !!!.
Malang, 18 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H