Lihat ke Halaman Asli

muhammad anas makinun amin

kuliah di UIN Walisongo Semarang

Pengaruh Game Online terhadap Perilaku Anak-Anak

Diperbarui: 17 April 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FITK UIN WALISONGO

Muhammad Anas Makinun Amin 

1903016043 PAI 4B

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU ANAK-ANAK

A. PENDAHULUAN

    Bermain adalah hal yang menyenangkan, menjadi suatu kegiatan wajib terutama bagi anak-anak. Ketika merasa bosan berada didalam rumah terus, maka keluar untuk bermain menjadi solusinya. Namun zaman semakin berkembang, bermain tidak harus keluar rumah tetapi bisa melalui gadget. Fitur-fitur aplikasi didalam gadget dapat menjadikan anak-anak betah memainkannya. Padahal anak-anak belum mengerti penggunaan gadget secara bijak. Hal-hal yang menjadikan anak-anak betah bermain Hp salah satunya game didalamnya. Meskipun Hp bisa menjadikan anak nyaman akan tetapi ketika kegiatan itu dilakukan dalam waktu yang lama dan terus menerus akan mempengaruhi perkembangannya. Sudah banyak kasus anak-anak mengalami perubahan perilaku yang tidak biasa disebabkan bermain game online. Contoh permainannya : Mobile Legend, Free fire, PUBG, Call of duty dll.

    Tentu saja peristiwa ini tidak ingin menimpa banyak ke anak-anak kita. Maka diperlukan peran orang terdekat dari anak-anak mengawasi dan mengayomi mereka. Setiap hari minimal ada yang selalu mengawasinya. Sesibuk apapun orangtua bekerja harus mau meluangkan waktu demi anaknya.  Resiko paling parah akibat bermain dari game online adalah kecanduan hingga stress. Begitu parahnya akibat yang diderita sehingga penulis ingin membahasnya. Pembahasan mengenai kasus ini menarik sekali, penulis berharap essay ini bisa memberikan pemahaman kepada orang tua atau orang dewasa tentang pengaruh bermain game online dan dampak yang diakibatkan.   

   

B. PEMBAHASAN

    Perkembangan zaman yang semakin pesat telah merubah kebiasaan dan kebudayaan setiap elemen masyarakat. Dalam hal ini kita akan membahas perubahan perilaku anak-anak akibat dari game online. Objek pembahasan anak pra sekolah (3-6) dan anak masa sekolah dasar (7-12) tahun. Masa anak-anak menurut teori sigmund freud adalah permulaan munculnya gairah seksual dan nafsu seksual ( Yusuf Zainal : 128 ). Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan irasional, motivasi tak sadar, kebutuhan dan dorongan biologis dan naluriah, dan oleh psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama. Dimasa ini anak-anak akan memulai petualangan sosial, mengenali dunia sekitar mereka. Mereka mulai memahami orang-orang terdekatnya,teman bermain. Keaktifan anak dalam bermain dengan temannya menunjukan dia merasa gembira dan nyaman. Mereka bertindak sesuai dengan keinginannya, mereka belum terlalu memahami norma dan aturan. Mereka mendapatkan pemahaman itu dari orang terdekatnya seperti dari orangtua. Maka ketika seorang anak melakukan kesalahan berkaitan dengan norma, jangan memarahinya, namun hendaknya diberi penjelasan mengapa yang dia lakukan itu tidak boleh atau dilarang. Pendekatannya secara halus. Baru ketika kembali terulang bisa menegur si anak. 

    Antusias seorang anak bermain game online sudah meresahkan kalangan orangtua. Anak-anak yang seharusnya mengeksplor dirinya ke dunia luar / lingkungannya justru terhalang oleh gamol ( game online ). Memang game online tidak selamanya memberikan dampak yang buruk, akan tetapi terhadap anak mereka belum memiliki kemampuan menggunakannya dengan bijak, mereka butuh pengontrol dirinya. Jika tidak emosi sang anak menjadi terpengaruh oleh gamol. Secara alamiah emosi anak juga aspek lainnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya itu berjalan sesuai keinginannya, menurut freud manusia secara biologis berusaha mempertahankan konstansinya, ini masuk dalam ranah Das es / the Id. The Id dikendalikan oleh Ego dalam diri sang anak, ketika ego tidak mampu mengendalikan the Id disinilah peran orang tua, sebagai super ego bagi anak. Jadi orangtua sebisa mungkin dapat mengontrol emosi anak dalam kehidupannya. Ketika didalam ranah pendidikan guru menjadi figur pengganti orangtua mengajari anak, mengamati perkembangan mereka. Lingkungan sekolah pun turut mempengaruhi perkembangan anak. Maka guru diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang baik untuk anak didiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline