Lihat ke Halaman Asli

Anas JatiRamadhan

Saat ini berusia 21 tahun, dimana dewasa mulai menjamah

Puisi: Suara Hujan

Diperbarui: 4 Juni 2022   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara tetes air itu, rintik rintiknya

Benar benar akan selalu kau kenali ketika ia jatuh di atas payung birumu

Rasa tetes air itu, rintik-rintiknya

Benar benar akan selalu kau kenali ketika ia jatuh berhamburan di puncak kepalamu

Ketika ia menyuburkan yang tumbuh di tanah, bahkan ketika ia telah disamarkan menjadi air yang terjun bebas di tenggorokanmu

Akan selalu ia masih menjadi hujan, di awal, pertengahan, atau akhir dari musimnya

Hujan dan rintik rintiknya, yang telah tulus menguatkan tumbuhnya pohon berakar,

Di depan rumahku, Aku

Ketika rintikmu jatuh dan mengusap wajahku

Berkatmu beberapa rasa telah berhasil kubeda bedakan

Ketika kudengar suaramu jatuh di atap rumahku, di atas dedaunan pohonku, dan di atas semua yang menadah pada hari itu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline